Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Hendak Hilangkan "Bullying" dengan Cara Satukan Gedung SD, SMP, hingga SMA

Kompas.com - 28/09/2022, 14:02 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hendak menyatukan gedung sekolah berbagai jenjang, mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).

Anies menyatakan hal ini saat meresmikan secara simbolis empat sekolah negeri yang direhabilitasi total menjadi bangunan beremisi rendah (net zero carbon) di SDN 08 Jakarta, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022).

Ia mulanya menyinggung bahwa SMPN 41 Jakarta bakal diintegrasikan dengan SDN 08 Jakarta.

Baca juga: Anies Resmikan Sekolah Berkonsep Net Zero Carbon, Apa Itu?

Sebelum dijadikan satu, SMPN 41 Jakarta bakal direhabilitasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Untuk diketahui, SMPN 41 Jakarta dan SDN 08 Jakarta hanya terpisah sebuah dinding.

"Nantinya, SMPN 41 juga akan direhabilitasi total dan bangunannya (akan) terintegrasi dengan bangunan ini (SDN 08 Jakarta)," tutur Anies saat peresmian simbolik di SDN 08 Jakarta, Rabu.

Baca juga: Anies Resmikan Sekolah Berkonsep Net Zero Carbon, Siswa SDN 08 Jakarta: Kelasnya Jadi Panas

Ia melanjutkan, selain pengintegrasian antar-jenjang, Pemprov DKI juga bakal membuat sebuah ruang belajar yang terdiri dari berbagai tingkatan kelas.

Menurut Anies, proses belajar-mengajar di ruangan itu akan menerapkan metode yang berbeda.

"Nanti ada kelas 3, kelas 5, kelas 6, dalam sebuah space yang besar. Pembelajarannya beda-beda metodenya," ujarnya.

"Tapi, kita terbiasa dengan kelas yang klasikal, tradisional, di semua tempat sama. Sekarang, kami ubah," sambung dia.

Baca juga: Anies Gelontorkan Rp 126 Miliar untuk Rehabilitasi 4 Sekolah Jadi Net Zero Carbon

Meski menyatakan bahwa metode pembelajarannya bakal berbeda, Anies belum merinci soal metode pembelajaran itu.

Ia menambahkan, dengan disatukannya antara SD, SMP dan SMA akan membuat para siswanya menghargai perbedaan.

Anies pun mengaku hendak menghilangkan praktik perundungan (bullying) dengan proses penyatuan itu.

"Justru kami membiasakan untuk saling menghormati, saling menghargai, dan tradisi-tradisi yang buruk itu (perundungan) juga harus dihentikan. Jadi tidak bisa kami membiarkan praktik itu (perundungan), justru harus dihentikan," tuturnya.

Sebagai informasi, menurut Anies, penerapan sekolah net zero carbon bertujuan mengurangi emisi yang dihasilkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com