Namun, pedagang banjir rezeki ketika ada rombongan wisatawan yang datang menggunakan bus pariwisata.
"Enggak melulu sepi kok, masih ada pengunjungnya, cuma enggak banyak. Baru kelihatan banyak kalau ada rombongan yang turun dari bus pariwisata," kata salah satu pedagang kaus cendera mata yang enggan disebutkan namanya, Senin (26/9/2022).
Nasir (49), pedagang topi dan sandal di Kota Intan, menyarankan agar pemerintah membuat peta wisata dan mengarahkan Kota Intan sebagai tujuan wisata belanja.
"Kalau bisa sih pengunjung itu diarahkan ke Kota Intan. Misalnya, kalau sudah selesai jalan-jalan, diarahkan ke sini. Atau nanti di perjalanan menuju sini, ada spot-spot foto jadi ramai juga jarak antara Kota Intan dan Kota Tua," saran Nasir.
Lebih jauh, program relokasi ini diharapkan dapat segera terwujud dengn seluruh pihak yang bisa sepakat dan mendapatkan solusi yang adil.
Iqbal menuturkan, relokasi tidak dilakukan secara paksa. Melainkan telah melewati berbagai diskusi bersama antara pemerintah, pedagang, dan warga.
"Agar menjadi suatu kesadaran bersama untuk mau memajukan Kota Tua bersama-sama. Ini Kota Tua sudah mau berbenah diri, sudah mau jadi destinasi internasional, masa kita gini-gini saja," ungkap Iqbal.
"Intinya, penataan kawasan Kota Tua ini tidak akan berhasil jika belum muncul kesadaran bersama. Ketika muncul kesadaran bersama masyarakat dengan pemerintah, maka kawasan Kota Tua ini bisa jadi tertib dan maju," tutup Iqbal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.