Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudin Lingkungan Hidup Jakut Bakal Identifikasi Air Tanah yang Tercemar Bakteri E Coli

Kompas.com - 29/09/2022, 16:00 WIB
Zintan Prihatini,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS - Kepala Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad Hariyadi, mengatakan akan mengidentifikasi air tanah yang tercemar Escherichia coli atau E. coli.

Upaya ini menyusul adanya temuan DPRD DKI Jakarta mengenai air tanah di Jakarta Utara yang tercemar bakteri berbahaya tersebut.

"Iya itu sudah diidentifikasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dalam hal ini di Bidang Pengendalian dan Dampak Lingkungan dan nanti aka dicek langsung ke lokasi," ungkap Achmad, Kamis (29/9/2022).

Adapun upaya identifikasi itu, dilakukan untuk memastikan wilayah mana saja yang diduga terjadi pencemaran. Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara juga akan berkoordinasi dengan lurah serta camat terkait pemetaan pencemaran bakteri E. coli pada air tanah.

"Makanya akan diidentifikasi, kemudian akan dilihat, disurvei. (Kami) koordinasi dengan lurah dan camatnya," jelas Achmad.

Baca juga: Berkas Kasus Penistaan Agama Diterima Kejari Jakbar, Roy Suryo Ditahan 20 Hari di Rutan Salemba Sebelum Persidangan

Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah mengungkap dugaan air tanah di Jakarta Utara tercemar bakteri E. coli.

Bakteri ini dapat menyebabkan diare atau infeksi saluran pencernaan.

Dikatakan oleh Ida, bakteri muncul karena jarak tangki septik atau wadah pengolahan limbah cair dari kloset terlalu dekat dengan sumber pengambilan air tanah.

"Antara septic tank dengan pengambilan air tanah ini jaraknya lumayan dekat. Nah ini yang menjadi salah satu penyebabnya," tutur Ida, Selasa (27/9/2022).

Ida mengetahui bahwa air tanah di Jakarta Utara tercemar E. coli berdasarkan laporan yang diterimanya

"Air tanah itu dia punya bakterinya yang luar biasa. Di Jakarta, terutama di Jakarta Utara," kata dia.

Anggota Fraksi PDI-P itu menyebutkan, pencemaran bakteri dapat berdampak pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan KDRT terhadap Lesti Kejora oleh Rizky Billar

Anak-anak dapat menderita stunting atau kurang gizi kronis jika terlalu sering mengonsumsi air yang tercemar E.coli.

"Dampak daripada bakteri E. coli yang tinggi ini kepada anak-anak kita, salah satu dampaknya adalah stunting. Nah ini sayang kalau Gubernur (DKI Jakarta) tidak memperhatikan ini," papar Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com