Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecatan TNI Suplai Senjata dan Rampok Toko Emas, Pengamat: Aksesnya Pasti Ilegal

Kompas.com - 02/10/2022, 13:04 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer Khairul Fahmi mengatakan pecatan TNI yang menyuplai senjata dan ikut merampok toko emas di sebuah mal kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten dipastikan mengakses senjata dan amunisi secara ilegal.

"Kalau sudah diberhentikan, jelas enggak punya akses secara sah ke persenjataan. Ini jelas diperoleh secara ilegal, tidak sah dan melawan hukum," kata Fahmi kepada Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

Karena itu, polisi perlu mendalami proses sang pecatan TNI memperoleh senjata dan amunisi yang ia gunakan untuk merampok.

Baca juga: Eks Anggota TNI Jadi Spesialis Perampok Toko Emas, Suplai Senjata hingga Dugaan Danai Terorisme

Menurut Fahmi, bisa saja sang pecatan TNI mencuri senjata semasa ia masih bertugas. Senjata yang dicuri itu kemudian digunakan untuk merampok toko emas di Serpong.

Selain itu, Fahmi menilai, bisa pula sang pecatan TNI memperoleh senjata setelah ia deberhentikan. Fahmi mengatakan, jika ia memperoleh senjata setelah diberhentikan, kemungkinan ada anggota TNI aktif yang terlibat.

"Dan tidak tertutup kemungkinan bahwa senjata tersebut diperoleh secara ilegal dari sindikat jual beli senjata ilegal di luar TNI," ucap Fahmi.

Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap empat perampok toko emas di sebuah mal di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, satu pelaku berinisial MK (33) merupakan bekas anggota TNI yang sudah dipecat dari institusinya.

MK berperan sebagai penyedia senjata api dan peluru tajam yang digunakan para pelaku untuk merampok toko emas.

Baca juga: Mudah dan Cepat, Alasan Pecatan TNI dan Tiga Rekannya Selalu Incar Toko Emas

 

"Iya betul, perannya penyedia senjata api," ujar Hengki saat dikonfirmasi, Jumat (30/9/2022).

Selain itu, kata Hengki, MK juga diduga ikut merampok toko emas incarannya bersama pelaku lain yang berperan sebagai eksekutor.

Penyidik pun tengah mendalami asal dua pucuk senjata api dan peluru tajam yang disita dari tangan keempat pelaku.

"Iya ikut merampok. Jadi ada eksekutor, ada pilot yang mengawasi, ada penyedia senjata dan yang menyimpan senjata," kata Hengki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com