Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kasus Pemerkosaan di Jakut, Pemkot Didesak Bentuk Sparta

Kompas.com - 03/10/2022, 22:04 WIB
Zintan Prihatini,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara membentuk Satuan Tugas Perlindungan Anak Tingkat Rukun Tetangga (Sparta).

Desakan itu muncul setelah adanya sejumlah kasus pemerkosaan anak di Jakarta Utara.

"Kami akan segera mendesak supaya ada semacam instruksi dari Wali Kota kepada RT-RT di Jakarta Utara supaya mulai dilengkapi dengan Sparta," ujar pria yang akrab dipanggil Kak Seto saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Kak Seto Ingin Jakarta Bentuk Sparta, Program Perlindungan Anak di Tingkat RT

LPAI juga sempat menyampaikan usulnya itu kepada Kapolres Metro Jakarta Utara. Ia berharap kepolisian segera bertemu dengan Wali Kota Jakarta Utara untuk membahas pembentukan Sparta.

Kak Seto melanjutkan, sebenarnya ia sudah mengajukan pembentukan Sparta kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sejak tahun 2019.

"Bahkan kami sudah mengajukan surat permohonan kepada Gubernur Anies Baswedan, kami harapkan Jakarta bisa mengeklaim sebagai provinsi pertama yang seluruh RT-nya dilengkapi dengan Sparta," imbuh dia.

Dengan begitu, masyarakat bisa diberdayakan secara optimal untuk melindungi hak-hak anak.

Baca juga: Pemerkosaan Remaja di Hutan Kota Berujung pada Razia Lokalisasi Rawa Malang, Mirip Pembongkaran Kalijodo

Dia menjelaskan, Sparta adalah sebuah program dari warga untuk mencegah kekerasan seksual pada anak, termasuk pemerkosaan. Dengan demikian, warga bisa saling mengingatkan para orangtua agar lebih hati-hati menjaga putra-putrinya.

"Suatu tindak kejahatan bukan hanya niat pelakunya tetapi juga karena adanya kesempatan," jelas Kak Seto.

"Kadang-kadang warga di tengah kesibukan tanpa sadar memberikan ruang atau kesempatan kepada para predator, para pelaku yang umumnya adalah justru orang-orang terdekat dari korban," sambungnya lagi.

Keinginannya membentuk Sparta semakin menguat, menyusul tiga kasus pemerkosaan anak yang terungkap belum lama ini.

Kasus pertama dialami P (13), di kawasan Hutan Kota Rawa Malang, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara oleh empat pelaku di bawah umur pada 1 September 2022.

Baca juga: Pemerkosaan Anak terjadi 3 Kali di Jakut, Kak Seto: Ini Fenomena Gunung Es

Kasus kedua dialami seorang remaja berinisial R (14) di Kelapa Gading, Jakarta Utara yang jadi korban kekerasan seksual.

Remaja itu diduga diperkosa sebanyak dua kali pada bulan Juni, dan Agustus 2022 oleh pelaku kakak beradik yang merupakan tetangga korban.

Kasus ketiga terjadi di Tugu Utara, Jakarta Utara sekitar tiga pekan lalu. Korban berinisial D (13), diduga diperkosa oleh tiga orang pengamen di sebuah kontrakan secara bergilir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com