BEKASI, KOMPAS.com - Ratusan suporter sepak bola dari Bekasi menggelar aksi nyalakan lilin sebagai bentuk solidaritas terhadap Tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/2022) malam sekitar pukul 20.30 WIB.
Ratusan orang itu datang dan langsung memadati area parkir kendaraan mobil di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
Seorang suporter yang hadir dalam acara penyalaan lilin yakni Andri Irawan (17) mengatakan bahwa kehadiran dirinya ke tempat tersebut sebagai bentuk solidaritas.
Andri merasa sedih dan prihatin dengan apa yang terjadi saat Tragedi Kanjuruhan, tragedi yang menewaskan ratusan orang suporter sepak bola dari klub Arema.
Baca juga: Saat Baim Wong Tak Lagi Cengengesan di Kantor Polisi...
"Di sini karena rasa kasih sayang terhadap suporter-suporter Arema. Karena saya merasa sedih, kesedihan ini dirasakan semua masyarakat di Indonesia," ujar Andri saat ditemui di lokasi.
Ia menjelaskan bahwa rasa kemanusiaan yang membawa dirinya dan kawan-kawannya mau datang dan bersolidaritas untuk para pendukung klub sepak bola Arema Malang.
Sebagai seseorang yang juga mencintai sepak bola, ia bisa merasakan dan prihatin dengan yang terjadi di Kanjuruhan.
"Tujuan datang karena punya rasa kemanusiaan dan saya juga prihatin dengan yang terjadi kemarin di Kanjuruhan," tutur Andri.
Seorang suporter lain yang turut hadir dalam aksi penyalaan lilin yakni Toby pun melontarkan hal yang sama.
Menurut Toby, dengan adanya aksi penyalaan lilin yang bergerak secara masif di Indonesia, maka pihak pengelola dan manajemen liga sepak bola di Indonesia mau mengevaluasi secara menyeluruh gelaran liga yang saat ini dikenal buruk.
Baca juga: Perlukah Kita Memaafkan Baim Wong?
"Dengan adanya aksi ini, federasi sepak bola dan seluruh elemen yang ada, bisa bahu membahu untuk sama-sama memperbaiki seluruh keburukan Liga Indonesia yang terjadi selama ini," imbuh Toby.
Tragedi Kanjuruhan bermula saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) lalu. Laga tersebut berlangsung panas dengan kemenangan 2-3 Persebaya.
Usai pertandingan, sejumlah Aremania masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.
Situasi semakin tak terkendali ketika aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Akibat dari tembakkan gas air mata yang dilakukan aparat, 125 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.