Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspresi Marah Warga saat Tolak Penggusuran Bangunan Liar di Kota Tangerang

Kompas.com - 04/10/2022, 09:41 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Puluhan bangunan liar di Jalan Songsit Kelurahan Jurumudi Kecamatan Benda, Kota Tangerang digusur paksa, Senin (3/10/2022).

Penggusuran dilakukan terhadap sekitar 41 bangunan liar yang dihuni oleh sekitar 48 kepala keluarga dan terdiri dari 179 jiwa.

Kegiatan penertiban ini dilakukan dengan kerjasama antara Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Polres Metro Tangerang Kota, dan Satpol PP Kota Tangerang.

Baca juga: Pemkot Tangerang Gusur Bangunan Liar di Perbatasan Jakarta

Sebagian bangunan liar yang ada di kawasan itu telah kosong dari penghuni dan barang-barang berharga.

Sementara sebagian lainnya terlihat masih diisi beberapa warga yang penghuninya sedang berkemas merapikan perabotan yang masih ingin mereka angkut ke tempat baru.

Dari pangkal ke ujung kawasan yang akan digusur dengan panjang sekitar 650 meter telah ditepenuhi oleh personil gabungan, baik yang bertugas mengamankan maupun bertugas menggusur bangunan liar tersebut.

Ada sekitar empat alat berat dipergunakan untuk merobohkan bangunan liar yang ada.

Baca juga: Puluhan Bangunan Liar di Kota Tangerang Digusur, Polisi Kerahkan 575 Personil

Warga yang ada silih berganti datang sembari berteriak-teriak menyuarakan keluhan mereka atas tindakan penertiban ini.

Dengan lantang, mereka berteriak, memaki, marah-marah kepada personil kepolisian yang ada di sana. Beberapa lainnya mencoba menenangkan warga lain yang terbawa emosi.

Ada pula seorang ibu-ibu dengan kerudung merah melampiaskan emosinya dengan berbicara nada tinggi, sambil menudingkan jarinya ke arah alat berat yang sedang beroperasi dengan kayu pentungan dalam genggamannya.

Ia berbicara lantang dengan bahasa Madura.

Baca juga: Tak Hanya Kapal Dishub, Kapal Tradisional Tetap Tersedia di Terminal Penumpang Muara Angke

Untuk diketahui, sebagian besar warga yang menghuni bangunan liar tersebut adalah warga pendatang dari Madura sehingga sebagian besar mereka masih kental berbicara dalam bahasa Madura.

Tidak berhenti sampai di situ, di titik yang lain ada pula warga yang juga menunjukkan amarah mereka dengan menyuruh pihak-pihak terkait menindaklanjuti beberapa bangunan selain kelompok mereka yang masih berdiri tegak.

Pasalnya, warga menilai penggusuran itu tidak adil jika hanya 41 bangunan itu saja yang digusur, sementara bangunan lain yang termasuk kawasan Kota Tangerang ataupun DKI Jakarta di area tersebut tidak diganggu.

Baca juga: Kilas Balik Kasus Penusukan yang Picu Larangan Masuk Bagi Rentenir di Sukmajaya

“Jangan punya kami saja pak, itu lihat bangunan di situ di tanah pengairan juga ganggu aliran air, enggak digusur,” kata Jamaludin, perwakilan warga, Senin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com