Ia melihat lingkungan gang rumahnya sudah menjadi tambak api.
"Begitu saya lihat, itu api sudah kayak empang, penuh, gimana sih. Api itu tahu-tahu sudah gede. Pokoknya (api) jatuh kayak enggak ketampah lah pokoknya. Gede amat," kata Sunata, Senin sore.
Baca juga: Polisi Pastikan Belum Terjadi Perampokan dalam Kasus Penembakan Hansip di Tambora
Ia yang berada di ujung gang, menyaksikan bangunan lantai dua yang terbuat dari kayu, runtuh dan berjatuhan, membentuk bongkahan-bongkahan api yang besar.
"Kayu pada gede-gede jatuh," ungkap Sutana.
Saat itu, ia mengingat rumah salah satu anaknya yang berlokasi lebih dekat dengan titik awal kebakaran.
"Saya khawatir, rumah sebelah sana kan anak saya juga. Bagaimana saya mau nolongin juga enggak bisa. Saya tanya ke anak saya, 'cucu gimana itu?' Tapi anak saya jawab, 'sudah saya bisa nyelametin'. Alhamdulillah anak dan cucu semua selamat," kata Sutana.
Selain keluarganya, ia juga melihat tetangga-tetangga berlarian berhamburan menyelamatkan diri menuju dua sisi pintu keluar gang.
"Saya lihat warga ada yang lari ke ujung sana dan ada yang ke sini," ungkap dia.
Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, anak keenam Sunata, Zulyandi (22) mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh.
"Dia luka gara-gara mau nyelametin barang, naik ke lantai atas. Ternyata api sudah besar, enggak keburu. Dia luka bakar di tangan, punggung, kaki, sama leher sedikit. Selamat, itu juga selamat gara-gara ditarik. Sekarang diobatin di RSUD Cengkareng," ungkap Sunata.
Sementara itu, korban lainnya, Evi (40) pulang ke rumah dalam keadaan rumah yang telah berubah menjadi arang. Ia hanya bisa memandang puing-puing rumahnya dari luar gang.
"Tadi lagi kerja, dikabarin ada kebakaran. Pulang-pulang sudah begini keadaannya," ungkap Evi.
Saat kebakaran terjadi, tidak hanya Evi, suaminya pun sedang bekerja. Sehingga, anaknya sedang berada di rumah lantai dua sendirian.
Untungnya, anak Evi berhasil diselamatkan oleh sang nenek. Evi mengatakan, deretan kontrakan itu juga dihuni oleh keluarga besarnya.
"Saya kaget juga pas ditelepon, karena anak saya susah dibangunin. Makanya saya datang ke sini langsung lemas. Ingat anak doang, kalau barang mah enggak saya pikirin karena emang enggak punya apa-apa, yang penting anak," kata Evi.
Evi mengaku sangat bersyukur, meskipun harta bendanya habis terbakar, tapi ketiga anaknya dan seluruh anggota keluarganya lolos dari maut.
"Tapi alhamdulillah anak-anak ada semua sama neneknya," ungkap Evi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.