JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran kembali mampir ke tanah Jakarta Barat. Kali ini, targetnya sebuah permukiman padat penduduk di antara pergudangan di Jalan Mangga Ubi, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Pada Senin (3/10/2022) sekitar pukul 14.48 WIB, api dilaporkan menjalar dengan cepat di deretan bangunan kontrakan semi permanen dua lantai di gang sempit itu. Saat itu, api dilaporkan berasal dari titik tengah deretan kontrakan.
"Tadi mendapat informasi kebakaran rumah tinggal semi permanen. Bangunannya dua lantai, bagian bawahnya masih tembok, atasnya kayu," kata Perwira Piket Sudin Penaggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat, Syukur saat ditemui di lokasi kebakaran, Senin.
"Menurut warga, api dari tengah. Tapi warga enggak tahu bagaimana muncul, api tahu-tahu besar," imbuh Syukur.
Baca juga: Cerita Warga Kapuk Lihat Kebakaran Melahap Rumah: Seperti Empang Penuh Api
Sebanyak 15 unit kendaraan pemadam kebakaran beserta 75 personel dikerahkan ke lokasi untuk menanggulangi kebakaran.
Syukur mengatakan proses pemadaman tidak mengalami kendala. Air didapatkan dengan mudah lantaran obyek kebakaran berada di samping Kali Apuran.
"Tidak ada kendala. Kebetulan sumber airnya dekat," ungkap Syukur.
Petugas berhasil menjinakkan api sekitar pukul 15.45 WIB, dan pukul 17.10 WIB proses pemadaman dinyatakan selesai.
Pada akhirnya, api melahap habis 20 lapak kontrakan seluas 200 meter persegi yang dihuni oleh 100 jiwa.
Bangunan-bangunan hunian itu kini telah rata dengan tanah, yang tersisa hanya puing-puing kayu bakar dan sedikit sisa-sisa pakaian yang setengah hangus.
Baca juga: 20 Rumah Semi Permanen Hangus Terbakar di Kapuk, Cengkareng
Warga hanya bisa memandangi bekas rumahnya itu dari kejauhan, tepatnya dari seberang Kali Apuran. Beberapa barang-barang elektronik terlihat berhasil diselamatkan oleh warga yang tinggal di rumah paling luar gang.
Namun, sebagian besar korban hanya bisa terbengong mengenang peristiwa menyeramkan saat itu.
Seperti kenangan pahit, Sunata (70) menceritakan kejadian saat itu, tepat saat ia memarkirkan sepeda motor usai mengantar cucu kesayangannya.
Saat kebakaran, mata Sunata hanya bisa membelalak saat melihat kobaran api raksasa menjamah bangunan rumah tetangganya di tengah gang.