Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Minta Baim dan Paula Bikin Konten Pencegahan KDRT Alih-alih Video "Prank"

Kompas.com - 05/10/2022, 17:52 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan menyesalkan aksi pasangan artis Baim Wong dan Paula Verhoeven yang membuat konten prank laporan palsu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Alih-alih membuat konten prank, kata Komnas Perempuan, Baim-Paula diharapkan membuat konten mendidik terkait upaya pencegahan kekerasan.

"Sebagai bagian dari tanggung jawabnya atas insiden, kami menyarankan agar BW dan P tidak mengulang hal serupa. Diharapkan mereka dapat membuat konten yang lebih mendidik dengan mengacu pada penghormatan atas kemanusiaan," kata Ketua Subkom Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan Veryanto Sitohang kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Kecam Konten Prank Baim dan Paula, Komnas Perempuan: KDRT jadi Candaan, Tak Empati ke Korban

Lebih khusus, Veryanto berharap pasangan artis tersebut membuat konten terkait pencegahan kekerasan terhadap perempuan terutama yang terjadi dalam rumah tangga.

"Komnas Perempuan menyarankan agar BW dan P membuat konten yang mendidik terkait bagaimana cara mencegah kekerasan terhadap perempuan, khususnya KDRT," kata dia.

Selain itu, Baim-Paula juga diharapkan memanfaatkan popularitasnya untuk membantu lembaga layanan pendamping kasus kekerasan.

"Juga membantu lembaga layanan yang mendampingi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan melalui keuntungan yang diperolehnya dari konten-konten yang dihasilkan," harap Veryanto.

Baca juga: Baim Wong dan Paula Bakal Diperiksa Polisi Terkait Prank Laporan KDRT pada 7 Oktober 2022

Veryanto menilai, sebagai figur publik, Baim dan Paula tidak layak membuat konten laporan KDRT palsu. Sebab, konten tersebut rentan ditiru oleh pembuat konten lainnya.

"Di sisi lain, konten tersebut dikhawatirkan rentan ditiru oleh kreator konten lainnya termasuk masyarakat umum yang mengidolakan mereka," ungkap dia.

Veryanto menilai, tindakan prank tersebut merupakan bentuk menjadikan KDRT sebagai bahan candaan. Baim-Paula juga dinilai tidak berempati terhadap korban KDRT.

"Ini merupakan bentuk penyangkalan dan menjadikan pengalaman korban sebagai bahan candaan. Mereka tidak berempati terhadap korban," tegas Veryanto.

Baca juga: Pelapor: Kalau Kasus Prank KDRT Baim Wong Berakhir Damai, Rakyat Kecewa

Bahkan, tindakan Baim dan Paula dianggap dapat menghambat para korban melaporkan kasus KDRT yang dialami kepada polisi.

Lebih jauh, ia berharap konten keduanya tidak memberi dampak buruk bagi masyarakat.

Dari kasus ini, ia berharap masyarakat dapat lebih memberikan empati terhadap korban KDRT.

"Empati dan dukungan ini akan membantu proses pemulihan korban," pungkas Veryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com