Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspresi Lesu Indra Kenz Dituntut 15 Tahun Penjara dan Harapan Hukuman Maksimal...

Kompas.com - 06/10/2022, 09:41 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri (PN) Tangerang kembali menggelar sidang kasus investasi bodong binaryoption Binomo yang menjerat terdakwa Indra Kesuma alias Indra Kenz pada Rabu (5/10/2022) malam.

Sidang beragendakan pembacaan tuntutan terdakwa dari jaksa penuntut umum (JPU) tersebut terbuka untuk umum, dan dihadiri oleh banyak pihak, termasuk beberapa korban dalam kasus ini.

Berikut beberapa ulasan lengkap mengenai sidang pembacaan tuntutan terdakwa Indra Kenz dalam kasus Binomo.

Baca juga: Indra Kenz Dituntut 15 Tahun Penjara dan Denda Rp 10 Miliar dalam Kasus Binomo

Indra Kenz dituntut 15 tahun penjara

Dalam perkara kasus Binomo ini dimulai, Indra Kenz pada awalnya terancam hukuman pidana paling berat 20 tahun penjara.

Namun, dalam pembacaan tuntutan oleh JPU, Indra Kenz dituntut 15 tahun penjara dan denda uang Rp 10 Miliar.

"Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara selama 15 tahun penjara dikurangi masa penangkapan dan penjara yang sudah dijalani," kata jaksa penuntut umum (JPU) Primayuda Yutama dalam sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (5/10/2022).

"Menjatuhkan pidana tambahan berupa denda sebesar Rp 10 miliar, bilamana tidak dibayar maka diganti dengan tindak pidana kurungan 12 bulan penjara," tambah dia.

Baca juga: Indra Kenz Siapkan Pembelaan Usai Dituntut 15 Tahun Penjara dan Denda Rp 10 M

JPU Tomi Kurniawan menyebutkan, tuntutan tersebut didasarkan pada fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan.

“Berdasarkan fakta-fakta yang terdapat dalam keterangan saksi, keterangan ahli, barang bukti, dan keterangan terdakwa dalam persidangan selama ini,” kata Tomi.

Pasal berlapis

Indra Kenz dituntut 15 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar dengan pasal berlapis.

Baca juga: Kuasa Hukum Korban Binomo: Kami Puas, tapi Sebenarnya Berharap Indra Kenz Dipenjara 20 Tahun

Indra Kenz dituntut dengan Pasal 45 A ayat (1) Jo Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Selain itu, Indra juga disebutkan telah melanggar Pasar 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Hal yang memberatkan

Sebelum pembacaan tuntutan tersebut, JPU Prima juga menyebutkan beberapa hal yang memberatkan tuntutan 15 tahun bui dan denda Rp 10 miliar itu diberikan terhadap Indra Kenz.

“Berdasarkan fakta yang dimaksud kami jaksa penuntut umum dalam perkara ini, ada 5 hal yang memberatkan tuntutan terhadap terdakwa (Indra Kesuma),” kata Prima.

Baca juga: Ekspresi Indra Kenz Lesu dan Pasrah Dengar Tuntutan 15 Tahun Penjara

Persoalan pertama yang memberatkan tuntutan adalah perbuatan terdakwa yang telah merugikan masyarakat luas berskala kerugian sebesar Rp 83.365.707.894 (Rp 83,36 miliar).

Lalu, terdakwa dinilai telah menikmati hasil kejahatan yang digunakan untuk membiayai gaya hidup mewahnya selama ini.

“(Ketiga), terdakwa tidak kooperatif dan tidak mengakui sumber keuangan berasal dari hasil kejahatan,” ujar dia.

Kejahatan yang dilakukan terdakwa tergolong canggih dengan memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya dalam masalah transaksi keuangan menjadi poin keempat yang memberatkan tuntutan.

Baca juga: 5 Hal yang Memberatkan Tuntutan Indra Kenz, Coba Kelabui Hakim hingga Rugikan 144 Korban

Kemudian, terdakwa dinilai mencoba mengelabui dan mengecoh majelis hakim dan jaksa penuntut umum.

“Di mana saat pemeriksaan di persidangan, terdakwa menggunakan demi penggunaan aplikasi Binomo dan mengatakan kepada majelis hakim dan jaksa penuntut umum bahwa aplikasi Binomo masih beroperasi sesuai dengan transfer market mata uang global,” jelas dia.

Baca juga: Indra Kenz Siapkan Pembelaan Usai Dituntut 15 Tahun Penjara dan Denda Rp 10 M

Padahal, kata Prima, domain situs aplikasi binomo yang digunakan terdakwa berbeda dengan domain situs aplikasi binomo yang terdakwa gunakan saat menjadi afiliator.

Ekspresi Indra Kenz

Indra Kenz yang mendengarkan gelar persidangan pembacaan tuntutan dari PN Tangerang Selatan terlihat lesu dan pasrah.

Ekspresinya terlihat jelas di layar monitor yang disediakan di ruang pengadilan PN Tangerang.

Baca juga: Tanggapi Indra Kenz, OctaFX Akui Pernah Kerja Sama dengan Deddy Corbuzier dan Boy William

Menjelang penutupan sidang, hakim majelis sidang yang diketuai oleh Rahman Rajagukguk bertanya kepada Indra Kenz mengenai tanggapan dia terkait tuntutan yang diberikan JPU.

“Indra ada tanggapan Anda tentang tuntutan JPU?” tanya Rahman ke terdakwa.

“Tidak ada pak,” jawab Indra dengan nada suara yang lemah.

Baca juga: Fakta Sidang Kasus Binomo: Indra Kenz Seret Nama Deddy Corbuzier hingga Deretan Bukti Bernilai Miliaran Rupiah

Korban merasa puas

Korban dalam perkara ini merasa puas dengan tuntutan JPU kepada terdakwa Indra Kenz.

“Tentu kami puas, tapi kami sebenarnya berharap tuntutan adalah maksimal (20 tahun penjara), tapi pada prinsipnya kami mengapresiasi dan puas dengan tuntutan jaksa penuntut umum,” kata kuasa hukum korban Dr Finsensius Mendrofa SH MH.,CLA dari FMP Law Firm usai persidangan.

Kendati masih berharap Indra Kenz dipenjara 20 tahun, mengenai tuntutan denda, mereka menyampaikan bahwa uang senilai Rp 10 miliar itu sudah sesuai harapan.

“Denda juga sesuai harapan Rp 10 Miliar tersebut,” ucap dia.

Baca juga: Fakta Sidang Kasus Binomo: Indra Kenz Seret Nama Deddy Corbuzier hingga Deretan Bukti Bernilai Miliaran Rupiah

Ajukan pembelaan diri

Menanggapi tuntutan yang diberikan oleh JPU, Indra Kenz bersama dengan kuasa hukumnya akan mengajukan pembelaan diri pada persidangan selanjutnya.

“Kami akan menyampaikan pembelaan nanti, karena Indra juga punya hak untuk memperjuangkan kepentingan hukumnya untuk mendapatkan keadilan, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap para korban,” kata Danang Hardiyanto, kuasa hukum Indra Kesuma saat dijumpai usai persidangan.

Disampaikan Danang, meskipun tuntutan atas kasus yang dialami Indra Kenz sudah diputuskan, tetapi ini bukanlah akhir dari perjuangan kliennya untuk menuntut keadilan di ranah hukum.

Baca juga: Hakim Sidang Indra Kenz Dapat Permohonan Penggabungan Perkara Ganti Rugi untuk Kasus Binomo

Mereka yakin bahwa Indra Kenz masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan keringanan atas persoalan kasus investasi bodong binary option Binomo yang menjeratnya itu, sebelum sidang vonis nanti.

Sebab, ada pasal yang menurut kuasa hukum justru kontradiktif dengan fakta yang ada.

“Tadi disampaikan JPU ada kerugian yang jumlahnya sekian, artinya ini berkaitan dengan konsumen, apakah para trader itu merupakan konsumen? Sementara satu sisi, pelaku usaha diakomodir atau diberikan payung hukum dan undang-undang perlindungan konsumen,” kata dia.

Baca juga: Jaksa Perlihatkan Bukti yang Disita dari Indra Kenz, Ada Jam Tangan Rp 4,5 Miliar dan Kunci Mobil Ferrari

“ini kan kontradiktif, karena kalau memang demikian, aplikasi Binomo itu sah,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com