Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Ahli, Ini Cara Mencegah Kebakaran akibat Korsleting

Kompas.com - 06/10/2022, 13:00 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran akibat korsleting atau arus pendek di DKI Jakarta sering kali terjadi. Terkini, kebakaran melanda 15 rumah di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, terbakar pada Selasa (4/10/2022) dini hari.

Kepala Seksi Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Syarifudin mengatakan, api diduga muncul akibat korsleting.

Kebakaran akibat korsleting juga melanda sebuah warung makan di Jalan Senayan RT 007 RW 002, Kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Kamis (29/9/2022) pagi.

Baca juga: Korsleting Sering Jadi Penyebab Kebakaran di Jakarta, Apa Pemicunya?

Adapun menurut data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta tahun 2018-2022, penyebab kebakaran didominasi korsleting.

Selama lima tahun terakhir, data menunjukkan penyebab kebakaran Ibu Kota adalah korsleting dengan 4.829 kejadian. Seiring banyaknya kebakaran akibat korsleting, warga diminta lebih waspada.

Peneliti Teknologi Pengujian di Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Himma Firdaus membeberkan sejumlah cara menghindari kebakaran akibat korsleting.

Baca juga: Ahli Sebut Minimnya Stop Kontak Jadi Biang Kerok Kontrakan dan Rumah Kos Sering Kebakaran

Menurut dia, pada saat membuat instalasi listrik di rumah, pemilik perlu memerhatikan ukuran kabel yang sesuai dan mengikuti rekomendasi.

Penghuni rumah juga harus menghindari menyambughkan banyak peralatan listrik berdaya besar pada satu titik stop kontak.

"Warga juga perlu waspada dengan kotak kontak yang sudah tidak kencang sambungannya, atau munculnya bunyi desis dari dalam sambungannya," kata Himma saat dihubungi Kompas.com Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Rumah Kontrakan di Beji Depok Kebakaran, Diduga akibat Korsleting

Lebih lanjut, Himma menuturkan, apabila akan melakukan penambahan daya listrik, maka instalasi kabel perlu diganti, dan disesuaikan dengan kemampuan pemakaiannya. Sebab, instalasi tidak sesuai standar berisiko mengakibatkan korsleting yang pada akhirnya bisa memicu kebakaran.

Di samping itu, rumah-rumah yang awalnya dibangun dengan kapasitas daya listrik rendah lalu ingin ditambah dayanya juga tak bisa sembarangan.

Instalasi kabel perlu diganti dan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.

Sederhananya, semakin besar kapasitas daya maka semakin besar arus listrik yang dapat mengalir sehingga membutuhkan ukuran kabel yang lebih besar.

"Jika tidak ada penggantian, risiko terjadinya kebakaran menjadi lebih tinggi karena pemanasan lebih pada kabel," pungkas Himma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com