JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, dirinya telah merombak sistem masuk sekolah negeri selama lima tahun memimpin Ibu Kota.
Menurut dia, kini semua warga sudah memiliki kesempatan yang sama (equal opportunity) untuk memasuki sekolah negeri.
Namun menurut Anies, usai perubahan sistem itu, keluarga yang memiliki hak istimewa sosial (privilege) justru tak mau masuk ke sekolah negeri dan beralih ke swasta.
"Ketika dibuat equal opportunity, mulai 2019, tingkat penolakan dari (keluarga) yang punya privilege itu tinggi sekali," paparnya saat berkunjung ke kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Anies: Integrasi Transportasi Umum di Jakarta Tidak Lepas dari Bantuan Pak Presiden
Dalam kesempatan itu, Anies tak mengungkapkan secara rinci mengapa keluarga kelas atas justru menolak masuk ke sekolah negeri di Ibu Kota.
"Begitu aturannya diubah menjadi equal opportunity, mendadak sekolahnya terasa, "oh, kok, sekolahnya enggak bisa dimasukin'. Sebenarnya bukan enggak bisa dimasukin, selama ini yang enggak bisa masuk (keluarga) yang di bawah," urai Anies.
Ia menyatakan, selama ini, keluarga berekonomi menengah ke bawah pun tak pernah melayangkan protes saat anaknya tak masuk ke sekolah negeri.
"Yang di bawah pun enggak protes, yang di bawah nerimo," sebutnya.
Anies mencontohkan, SMAN 48 Jakarta dulunya dipenuhi oleh siswa yang memiliki orangtua berpendidikan S1-S3.
Namun, usai sistem equal opportunity diterapkan, terdapat banyak siswa yang memiliki orangtua tamatan SD-SMP di SMAN 48 Jakarta.
"Semula sekitar 90 persen dari orangtua murid minimal S1, ada yang S2 dan S3. Begitu reform, maka terbelah. Yang orangtuanya SD-SMP ada. Proporsinya normal," ucapnya.
Baca juga: Pemprov DKI di Bawah Kepemimpinan Anies: No One Man Show...
Anies menegaskan, perombakan ini ia lakukan untuk menciptakan keadilan di Jakarta.
Dengan perombakan ini, maka keluarga ekonomi kelas bawah tetap bisa memasukkan anaknya ke sekolah yang kualitasnya baik.
Anak-anak dari keluarga kelas bawah pun akhirnya berpeluang naik kelas.
"Ini jadi escalator untuk keluarga dari mana pun naik kelas. Selama ini escalator-nya hanya dimiliki yang punya privilege. Kenapa? Masuk sekolah yang bagus, mereka punya kesempatan lebih tinggi untuk masuk perguruan tinggi yang baik," papar Anies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.