JAKARTA, KOMPAS.com - Ruas Jalan Tol Serpong-Pondok Aren atau lebih dikenal Tol BSD hingga Kamis (6/10/2022) pukul 20.45 WIB masih ditutup akibat banjir.
Dalam unggahan di akun resmi Twitter Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, banjir masih merendam jalur bebas hambatan di kawasan Serpong dan Pondok Aren itu.
Berdasarkan data terakhir yang dilaporkan petugas di lapangan pada pukul 19.56 WIB, tinggi muka air di Tol BSD mencapai 76 sentimeter.
"Ruas tol tol Serpong-Pondok Aren masih DITUTUP arah Serpong/BSD dan Jakarta untuk semua jenis kendaraan. Ketinggian air 76 cm," demikian twit tersebut.
Baca juga: Tol BSD Ditutup Lagi, Tergenang Banjir Setinggi 67 Sentimeter Imbas Hujan Deras
Para pengendara yang hendak melintasi Tol BSD diimbau untuk mencari jalur alternatif.
Sebagai informasi, banjir di Tol BSD telah terjadi empat kali sepanjang tahun 2022. Kondisi itu disebabkan oleh penyempitan Sungai Cibenda.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan hal ini dalam jumpa pers di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
"Ini dipicu semakin kurangnya daerah-daerah penyimpanan air serta adanya penyempitan Sungai Cibenda," ungkap Hedy.
Baca juga: Banjir Berulang Kali hingga Lumpuhkan Tol BSD, Apa Solusinya?
Sungai Cibenda diketahui berada di Kelurahan Bubulak dan merupakan anak Sungai Angke. Lokasinya pun tak jauh dari Tol BSD.
Hedy berujar, saat pertama kali dioperasikan pada 1999, lokasi di sekitar Tol BSD masih berupa lahan kosong dan aliran Sungai Cibenda memiliki penampang basah yang lebarnya 9 meter.
Namun, perubahan tata guna lahan di sekitar Tol BSD menyebabkan lebar Sungai Cibenda kini menjadi 3,8 meter dan ada sedimentasi dari Situ Parigi.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya genangan yang tercatat telah terjadi hampir setiap tahun sejak 2019.
Baca juga: Penjelasan PUPR dan Pengelola soal Tarif Tol BSD Tidak Digratiskan meski Banjir
Oleh karena itu, Kementerian PUPR bersama PT Bumi Serpong Damai atau BSD Toll selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola Tol BSD akan membuat kolam retensi sebagai pengendali banjir di ruas tol tersebut.
“Secara besar-besaran kami memiliki luas jalan tol yang ada sebagai penangkap air. Kira-kira kapasitasnya 7.000 meter kubik, kedalaman rata-rata 2 meter. Jadi, secara simpel ini kira-kira bisa mengeringkan satu setengah meter genangan,” ujar Hedy.
Selain itu, Kementerian PUPR bersama BSD Toll juga akan menaikkan badan jalan di Km 7 sepanjang 450 meter dengan setinggi 2 meter, serta membersihkan sedimen sungai di area cross drain (lintas saluran).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.