JAKARTA, KOMPAS.com - Robohnya tembok di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, pada Kamis (6/10/2022) sore, menyisakan luka yang mendalam bagi Iqbal (13).
Siswa kelas 8 itu sudah berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan rekan-rekannya dari reruntuhan tembok, namun tak membuahkan hasil.
Ketiga temannya yakni Dicka Safa Ghifari (13), Muh. Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13), tewas di lokasi kejadian.
Iqbal menceritakan, di sore kelam itu, ia dan banyak murid lainnya masih berada di sekolah meski bel pulang sudah berbunyi.
Hujan deras yang mengguyur saat itu membuat banyak siswa tak langsung meninggalkan sekolah.
Sebagian masih berteduh di kelas dan balkon. Sebagian lainnya memilih bermain hujan di panggung outdoor di halaman sekolah.
Baca juga: Cerita Ayla Saksikan Tembok MTsN 19 Jakarta Roboh Tewaskan 3 Temannya, Tinggalkan Trauma Mendalam
Saat itu lah bencana tak terduga tiba-tiba datang. Tembok panggung roboh menimpa siswa yang tengah bermain hujan.
Iqbal yang tengah mencuci muka di sebuah pancuran air tak jauh dari panggung tiba-tiba mendengar suara gaduh bersamaan dengan masuknya air dalam jumlah besar ke halaman sekolah.
Air yang mengalir deras seperti air bah itu membawa puing-puing tembok dan kayu. Arus air kemudian berputar-putar di halaman seperti teraduk.
"Terus ada yang teriak kalau ada orang yang ketiban. Saya bingung, pas saya menengok, anak-anak enggak ada, pada kebawa arus air yang datang dari belakang panggung," kata Iqbal.
Ia lalu melihat temannya Daffa Lutfi yang tertimpa beton pada kakinya.
Tanpa pikir panjang, Iqbal langsung berlari ke arah panggung untuk menolong.
"Lutfi kakinya ketimpa tembok. Lutfi masih bisa nangis. Saya bilang 'bertahan, fi, istigfar'," ungkap Iqbal.
Baca juga: Tangis Adik Adnan Korban Tembok Roboh MTsN 19, Tak Rela Lepas Kepergian Sang Kakak...
Saat melihat Lutfi tertimpa tembok di antara arus air bah yang deras, Iqbal mendengar seseorang meneriakkan nama sahabatnya, Dendis.
"Saya awalnya enggak lihat Dendis karena enggak pakai kacamata. Pas air tiba-tiba datang, ada yang teriak. Setelahnya baru sadar ternyata di sana ada sahabat saya, tapi dia sudah enggak bergerak," kenang Iqbal sembari menahan air mata.