JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati ekosistem dan satwa liar Averroes Oktaliza mengungkapkan kekhawatirannya tentang influencer yang menjadikan berang-berang sebagai konten di media sosial.
Pasalnya, berang-berang adalah hewan liar yang patut untuk dilindungi oleh masyarakat maupun negara.
"Kami khawatir karena konten di media sosial banyak influencer menggunakan satwa liar, khususnya berang-berang, untuk menarik viewers ataupun followers," ujar Ave saat ditemui Kompas.com di kawasan Sungai Ciliwung, Sabtu (8/10/2022).
"Sedangkan, hakikatnya hanya satu berang-berang di Indonesia yang mampu hidup sendiri atau soliter, selebihnya koloni, enggak bisa hidup sendirian," sambung dia.
Baca juga: Begitu Sulit Mencari Berang-berang di Sungai Ciliwung...
Ketua Aspera Madyasta (Asta) Indonesia itu berharap spesies berang-berang cakar kecil atau Aonyx cinereus dilindungi oleh pemerintah.
Secara internasional, kata Ave, perdagangan berang-berang sudah sangat dilarang. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengkaji aturan perlindungan terhadap hewan berbulu tersebut.
"Harapannya status dari berang-berang cakar kecil ini bisa naik tahap pelindungan atau dilindungi negara layaknya berang-berang bulu licin," kata Ave.
Berdasarkan studi yang dilakukan Ave dan timnya, mamalia akuatik ini masih ditemukan di segmen 4 Sungai Ciliwung, Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Berang-berang Ternyata Hidup di Sungai Ciliwung, Jejaknya Ditemukan di Kolong Jembatan GDC
Kompas.com mengikuti kegiatan Asta Indonesia bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati),menelusuri Sungai Ciliwung di beberapa titik di Depok.
Titik pertama, ditemukan sisa-sisa aktivitas berang-berang berupa jejak kaki di kolong jembatan kawasan Grand Depok City (GDC).
Di lokasi ini tak ditemukan berang-berang yang sedang beraktivitas di sarangnya. Namun, tim Asta Indonesia akan terus mengidentifikasi keberadaan hewan tersebut untuk menentukan spesiesnya.
"Walaupun masih samar tapi nanti kami coba malam hari ini identifikasi lagi, apakah ini berang-berang bulu licin ataupun berang-berang cakar kecil," kata Ave.
Baca juga: Bukan Hewan Imut, Ahli Identifikasi Fosil Berang-berang Seukuran Singa
Ave memastikan bahwa jejak itu milik berang-berang. Sebab, cirinya berbeda dengan hewan lain.
"Kalau berang-berang punya pembeda dengan hewan lain yang memang hidupnya di sungai. Kemungkinan besar yang kami temukan milik berang-berang. Tinggal tentukan berang-berang jenis apa itu," jelas dia.
Tim Asta Indonesia juga menyambangi titik kedua yakni Jembatan Panus, Depok. Di Sungai Ciliwung yang berada di bawah jembatan ini, tim menelusuri sisi sungai dalam radius 1 kilometer dan menemukan kotoran berang-berang, menandakan hewan itu hidup di sana.