Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Masih Tinggi, DPRD Minta Disdik DKI Pastikan Bangunan Sekolah Aman

Kompas.com - 09/10/2022, 09:02 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta August Hamonangan berharap adanya peran aktif Dinas Pendidikan (Disdik) DKI untuk mengawasi bangunan sekolah.

Hal itu untuk mencegah ambruknya tembok seperti terjadi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan akibat diterjang banjir terjadi lagi.

"Ditambah lagi saat ini curah hujan yang tinggi harus jadi peringatan bagi Dinas Pendidikan DKI untuk memastikan bangunan sekolah di Jakarta aman," kata August dilansir dari Antara, Sabtu (9/10/2022).

Baca juga: Lakukan Olah TKP, Polisi Dalami Penyebab Robohnya Tembok di MTsN 19 Jakarta

August meminta Disdik DKI Jakarta bukan hanya memastikan kokohnya bangunan sekolah, namun juga segera melakukan mitigasi jika ada bangunan sekolah yang rentan ambruk.

Terlebih, kata August, dana rehabilitasi sekolah terkena efisiensi anggaran pernah terjadi pada Tahun Anggaran 2020.

Salah satu komponen anggaran yang paling banyak dipangkas, yakni rehab total gedung sekolah.

"Ini tentu harus menjadi perhatian Pemprov DKI," kata anggota Komisi Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta tersebut.

Tiga siswa meninggal dunia akibat tembok roboh saat banjir melanda MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengemukakan, tembok pembatas gedung MTsN 19 Jakarta Selatan ambruk diduga karena kehilangan kemampuan menahan volume air dari luar sekolah.

Baca juga: Puslabfor Polri Amankan Puing Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta usai Olah TKP

Hal itu berdasarkan hasil kaji cepat sementara BPBD DKI berkaitan dengan penyebab tembok pembatas sekolah ambruk hingga menimpa siswa yang sedang bermain di area taman sekolah tersebut.

"Karena tembok tidak mampu menahan luapan air yang terus naik oleh hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB," ujar Isnawa.

Isnawa mengungkapkan, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap.

Di samping itu, posisi sekolah juga berada di dataran rendah yang di sekitarnya terdapat saluran penghubung (PHB) Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.

Baca juga: Pembelajaran di MTsN 19 Dialihkan ke MAN 11 Jakarta Buntut Insiden Tembok Roboh

Tiga korban meninggal dunia karena insiden tembok ambruk di MTsN 19 adalah anak laki-laki yang baru berusia sekitar 13 tahun.

"Ketiga korban meninggal dunia Dicka Safa Ghifari, Muhammad Adnan Efend, dan Dendis Al Latif masih berusia 13 tahun," ujar Isnawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com