Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Imbau Warga Tetap Disiplin Prokes Setelah Status Pandemi Dicabut

Kompas.com - 10/10/2022, 15:33 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta agar warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski nantinya status pandemi Covid-19 di Indonesia telah berakhir.

Hal itu disampaikannya sebagai respons dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang membuka peluang bahwa status pandemi Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat.

Dicky menjelaskan, prokes 5 M yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas adalah perilaku yang harus terus dibiasakan meski status pandemi dicabut.

"Membiasakan menghindari kerumunan dan keramaian kalau enggak perlu sekali. Kalau bicara misalnya budaya, ini menjadi satu kebiasaan baru di dunia," ucap Dicky kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).

"Upaya ini akan sangat membantu bukan hanya meminimalisir penyakit Covid saja, tetapi penyakit saluran napas lainnya akan jauh lebih menurun," sambungnya lagi.

Baca juga: Menuju Akhir Pandemi Covid-19, Epidemiolog: Kebijakan Mitigasi Harus Dievaluasi

Lebih jauh, Dicky berkata bahwa status pandemi bisa saja diakhiri, tetapi penyakit Covid-19 akan tetap ada di dunia.

"Ini saya sampaikan untuk menjadi pengingat bahwa ketika status pandemi berakhir bukan berarti betul-betul selesai masa krisisnya," ucap Dicky.

Dampak langsung dan tidak langsung dari pandemi, menurut dia, tidak otomatis selesai ketika statusnya dicabut. Maka, dibutuhkan upaya lebih besar dari pemerintah, terkait pengendalian virus corona.

"Kalau bicara krisis ini disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui udara maka hal yang sangat mendasar adalah bagaimana upaya kita pemerintah, masyarakat meningkatkan kualitas udara," imbuhnya.

Dicky mencontohkan, memperbaiki kualitas udara dapat dimulai dengan memastikan sekolah dipasangi hepafilter, melakukan disinfeksi berkala dengan UV C, hingga menyiapkan alat pengukur CO2 di dalam ruangan.

Regulasi terkait penanganan Covid-19, dinilai belum adaptif terhadap risiko potensi penyebaran virus. Di masa transisi inilah pemerintah harus menyiapkan regulasi maupun kebijakan sebagai langkah antisipasi menuju akhir pandemi.

"Di kantor, etiketnya masker harus menjadi budaya baru. Artinya orang yang merasa lebih aman pakai masker, sediakan masker, biasakan memakai masker," tutur dia.

Baca juga: Soal Akhir Pandemi, Menkes: WHO yang Akan Cabut Secara Resmi

Kebijakan lainnya ialah tidak membiarkan orang yang mengalami gejala Covid-19 untuk bekerja di kantor. Ini juga berlaku bagi pelajar atau mahasiswa, guna menekan kasus positif.

"Itu kan hal yang mendasar yang di kita belum (lakukan). Bahkan di perkantoran kita, sakit tetap kerja dan itu tandanya belum siap kita," jelas Dicky.

Adapun Presiden Joko Widodo membuka peluang bahwa pemerintah akan menyatakan pandemi Covid-19 sudah berakhir dalam waktu dekat.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meluncurkan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Naik Kelas, Senin (3/10/2022).

"Pandemi memang sudah mulai mereda, mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com