JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa banjir di Ibu Kota, pada Senin (10/10/2022), terjadi karena volume air hujan yang melampaui kapasitas drainase.
Ia mencontohkan, terdapat dua kapasitas drainase di Ibu Kota, yakni 50 milimeter hujan dan 100 milimeter hujan per hari.
Untuk diketahui, satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi bakal memiliki ketinggian satu milimeter, jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap.
Baca juga: Bukan Banjir, Anies Sebut Trust Issue Nomor Satu di Jakarta adalah Biaya Hidup
"Saya beri contoh, kapasitas drainase kita itu 50 milimeter per hari. Kalau di jalan protokol sampai 100 milimeter per hari," tutur Anies dalam rekaman suara yang diterima, Selasa (11/10/2022).
Sementara itu, menurut Anies, hujan yang mengguyur Ibu Kota mencapai 140 milimeter-180 milimeter dalam waktu 2-3 jam.
Kata dia, karena daya tampung drainase yang lebih kecil daripada air hujan yang turun, banjir bakal melanda Ibu Kota.
"Nah, hujan yang kami alami kemarin ada yang 140 milimeter, ada 180 milimeter. Padahal, terjadinya bukan dalam satu hari 180 milimeter, (tapi) dalam 2-3 jam (mencapai) 180 milimeter. Maka, otomatis akan terjadi genangan (banjir)," urai Anies.
Baca juga: Anies: RT di Jakarta Ada 30.000, yang Kena Banjir 30, Its Not Even One Percent
Ia mengaku tak merasa khawatir saat banjir terjadi karena penyebabnya adalah kapasitas drainase.
Namun, jika banjir terjadi selama berhari-hari, Anies baru mengaku merasa khawatir.
Ia menilai, jika banjir terjadi selama berhari-hari, terdapat kesalahan dalam manajemen penanganan banjirnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.