Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepsek Yakinkan Tak Ada Praktik Intoleransi di SMAN 101 Jakarta: Itu Hoaks!

Kompas.com - 12/10/2022, 12:59 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMA Negeri 101 Jakarta, Satya Budi Apriyanto membantah tuduhan intoleransi yang disampaikan salah satu fraksi di DPRD DKI Jakarta pada Agustus 2022. 

Satya menegaskan, laporan yang menyebut SMAN 101 memaksa siswa/i non-muslim mengenakan hijab merupakan informasi palsu serta tak bisa dipertanggungjawabkan sumbernya. 

"Jadi berdasarkan terlihat di lapangan, informasi itu saya nyatakan hoaks. Kalimat laporan di sana menyatakan bahwa siswa non-muslim dipaksa memakai hijab di hari Jumat. Kan aneh. Saya berani bilang itu laporan tidak jelas," tegas Satya saat ditemui di SMAN 101 Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Ada Dugaan Intoleransi di SMA 101, Pemkot Jakarta Barat Telusuri

Keyakinan itu merujuk pada hasil pemeriksaan seluruh siswa dan guru. Tidak ada satu dari mereka yang merasa melakukan atau menjadi korban tindak intoleransi. 

Ia menjelaskan, siswa-siswi di SMAN 101 Jakarta memang memiliki jadwal seragam sekolah.

Setiap hari Jumat, siswa muslim diimbau mengenakan baju koko. Sementara, untuk siswi muslim, mengenakan seragam berlengan panjang.

Namun, ia menegaskan, ketentuan itu bersifat imbauan, bukan kewajiban. Imbauan yang sama juga berlaku  bagi siswa/i non-muslim.

Karena bersifat imbauan, pihak sekolah tidak memberikan sanksi apabila ada siswa/i yang tidak memenuhi ketentuan tersebut.

Sebab, pada prinsipnya pakaian pada hari Jumat diserahkan sepenuhnya kepada siswa/i. Pihak sekolah hanya memberikan panduan. 

"Jumat memang diimbau memakai pakaian muslim, tapi tidak diwajibkan berhijab. Hanya dianjurkan pakai lengan panjang. Tapi jika tidak ada panjang, tidak ada teguran harus lengan panjang, apalagi ditegur karena hijab," jelas Satya.

"Tidak ada siswa kristen disuruh pakai hijab. Yang muslim saja tidak wajib, apalagi kristen," imbuh dia.

Bahkan untuk mengonfirmasi laporan tersebut lebih jauh, Satya juga memeriksa sejumlah alumni non-muslim.

Baca juga: Mencuat 10 Kasus Sekolah Negeri Diduga Intoleran, F-PDIP DPRD DKI: Seperti Puncak Gunung Es

"Salah satu alumni, anak saya sendiri tiga tahun lalu sekolah di sini, saat saya belum bertugas di sini. Setelah saya tanyakan, sebagai non-muslim, dia bilang tidak pernah mengalami hal intoleran," ungkap Satya.

Diberitakan sebelumnya, informasi bahwa ada dugaan praktik intoleransi di SMAN 101 terungkap dalam rapat salah satu fraksi di DPRD DKI Jakarta dengan Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Agustus 2022 lalu. 

Dalam rapat itu, wakil rakyat Ibu Kota itu melaporkan bahwa ada 10 sekolah di Jakarta yang diduga terjadi praktik intoleransi. 

 

Catatan redaksi: Artikel ini merupakan hak jawab dari Ketua Komite SMAN 101 Imam Mahsun selaku pelapor ke Dewan Pers. Redaksi Kompas.com meminta maaf karena telah melakukan pelanggaran kode etik jurnalistik dengan tidak mengonfirmasi pihak SMAN 101 tentang berita dugaan intoleransi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com