Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Keributan di Pesawat Turkish Airlines Versi Pilot Lion Air, Berawal Protes Anjing Berkeliaran

Kompas.com - 14/10/2022, 09:35 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kegaduhan terjadi dalam penerbangan Turkish Airlines dari Istanbul (Turki) menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada Selasa (11/10/2022) lalu.

Seorang penumpang berinisial MJ memukul pramugara hingga membuat pesawat mendarat darurat di Bandara Kualanmu. Belakangan diketahui penumpang tersebut merupakan pilot Lion Air. 

Keluarga MJ pun mengklarifikasi tuduhan yang beredar. Untuk mengklarifikasi atas peristiwa yang terjadi tersebut, pihak keluarga mengadakan jumpa pers di kediaman mereka di Kompleks Griya Loka BSD, Tangerang Selatan, Kamis (13/10/2022) malam.

Dalam kesempatan itu, rekan korban sesama pilot, Supri Abu juga turut buka suara. Supri kemudian membeberkan kronologi keributan yang terjadi saat itu dari pengakuan MJ.

Baca juga: Amarah Pilot Lion Air sebelum Diusir dari Pesawat Turkish Airlines, Rekan MJ: Celana Dijilat Anjing Saat Hendak Salat Subuh

Menurut dia, konflik tersebut berawal saat MJ memprotes adanya seekor anjing yang berkeliaran di pesawat.

"Maksud kami ingin menjelaskan kronologis peristiwa dari sisi korban (MJ), kebetulan banyak berkembang berita di luar yang tentu saja bagi kami menyakitkan," ujar Supri di rumah MJ, Kamis malam.

Ia menjelaskan, mulanya MJ yang hendak shalat subuh melihat ada penumpang lain membawa anjing yang disembunyikan di balik selimut.

Anjing itu kemudian sempat melompat dan menjilat celana MJ.


"Beliau muslim taat selalu menjaga wudhunya, tentu saja orang seperti ini sangat terganggu dengan kondisi seperti itu," kata Supri.

MJ pun lalu menegur pramugara dan mempertanyakan mengapa anjing itu bisa lolos dan berada tidak di dalam kandang ketika di pesawat.

Baca juga: Rekan Pilot Lion Air yang Diusir dari Pesawat Turkish Airlines: Dia Dipukul Duluan oleh Pramugara

"Terjadi mungkin adu argumen yang keras yang menyebabkan korban dipukul dulu, di situ beliau membela diri, enggak tahu kenapa penumpang lain ikut memukul korban," kata Supri.

Beberapa penumpang lainnya ikut-ikutan memukul MJ. Bahkan, ada yang menusuk MJ dengan pisau makan sehingga menyebabkan bagian kepala MJ terluka hingga berdarah.

"Ujung-ujungnya beliau pasrah, mungkin dianggap penumpang tidak bisa diatur. Beliau diikat, setelah bonyok diikat. Mungkin beredar video beliau membela diri," jelas Supri.

Ia pun heran kenapa pesawat harus divert di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com