Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kakek di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan dan Pencabulan oleh Dukun Palsu

Kompas.com - 14/10/2022, 20:26 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dua orang lanjut usia (lansia) berinisial SU (60) dan SA (61), diduga menjadi korban penipuan sekaligus pencabulan oleh seorang dukun palsu berinisial ND, warga Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Mulanya terduga pelaku ND mengaku sebagai "orang pintar" yang bisa menolong kedua kakek tersebut yang terlilit utang puluhan juta rupiah.

Kemudian SU lantas mendatangi kediaman ND pada April 2022 lalu. SU datang ke kediaman ND setelah mereka berdua saling mengenal selama enam bulan.

Baca juga: Jejak Kasus Indra Kenz dan Penipuan Binomo hingga Tuntutan 15 Tahun Penjara

"Kenal sejak 6 bulan. Saya disuruh naik ke lantai tiga, saya ikuti. Saya kira pengajian," ujar SU kepada wartawan, Jumat (14/10/2022).

Usai naik ke lantai tiga, terduga pelaku membicarakan berbagai hal spiritualnya dan membuat korban yakin bahwa ND bukan orang sembarangan.

Proses ritual untuk menggandakan uang pun berlanjut. Terduga pelaku mengarahkan korban untuk melucuti pakaiannya dan korban langsung dicabuli.

"Diiming-imingi, badan saya katanya mau dibersihkan. Katanya saya akan dapat uang, saya sudah mengharapkan, ternyata nol besar," ucap SU.

Baca juga: Kronologi Dukun Palsu Diduga Cabuli Perempuan di Tangerang, Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit

Tak hanya SU, korban berinisial SA juga mengalami hal yang sama.

Korban SA pun diperintahkan untuk melepaskan pakaiannya dengan dalih menyucikan diri.

"Ritual khususnya, pakai kembang, pakai kain putih. Katanya ini untuk dibersihkan karena banyak dosa-dosa, karena harus patuh, ya saya ikuti," ucap dia.

Tak hanya dicabuli, SA bahkan sudah menyerahkan sejumlah uangnya ke ND.

Uang itu diserahkan korban dengan jumlah sekitar Rp 10 juta sebagai salah satu syarat agar dalam dugaan penipuan tersebut.

"Saya kurang lebih mungkin sudah kasih Rp 10 juta," ujar SA singkat.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Aris Timang belum mendalami kasus tersebut.

Ia memastikan akan mengecek laporan dugaan penipuan disertai pencabulan tersebut.

"Sedang kami selidiki, ya. Nanti kami cek lagi," ucap Aris Timang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com