Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Taman Ismail Marzuki, Pusat Kesenian yang Dulunya Ternyata Area Kebun Binatang

Kompas.com - 17/10/2022, 07:22 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak banyak orang tahu jika area pusat berkesenian di Jakarta yakni Taman Ismai Marzuki, yang dalam beberapa tahun terakhir menjalani revitalisasi, dulunya merupakan bekas area kebun binatang.

Semua bermula Awal perkembangan wilayah Cikini, Jakarta Pusat, dari yang awalnya berupai perkampungan menjadi kawasan pertokoan.

Dari peta Batavia tahun 1866, Jalan Raya Cikini saat itu hanyalah jalan kampung yang buntu di Bioskop Metropole yang saat itu juga belum terbangun.

Awal perkembangan wilayah Cikini dimulai saat pelukis kenamaan Raden Saleh membangun rumah istananya pada 1852 setelah 20 tahun melanglang buana di Eropa.

Pada 1864, kebun seluas sekitar 10 hektar tersebut dihibahkan menjadi Planten en Dierentuin yang berarti tanaman dan kebun binatang.

Kebun binatang ini pun dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia (Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia).

Baca juga: Pemprov DKI Berencana Bentuk BUMD untuk Kelola Taman Ismail Marzuki

Mengutip dari harian Kompas, Ketua Tim Sidang Pemugaran DKI Bambang Eryudhawan mengatakan, berdirinya Planten en Dierentuin itu menjadi daya tarik pertama keramaian di kawasan Cikini.

Dengan ramainya aktivitas warga di sekitaran kebun binatang tersebut, akhirnya kerap digelar pertunjukan musik ataupun seni hiburan yang semakin memeriahkan area ini.

”Karena keramaian ini, lalu taman kota Menteng mulai dirancang di sekitar sana,” kata Bambang..

Setelah Taman Kebun Binatang Cikini dipindah ke lokasi Taman Margasatwa Ragunan pada 1964, kompleks itu menjadi Taman Ismail Marzuki seperti yang dikenal sekarang.

Awal dibangunnya pusat kesenian Jakarta

Puluhan tahun lalu, seniman-seniman di Jakarta mengeluhkan kurangnya fasilitas penyaluran bakat kesenian kreatif di ibu kota. Keluhan para seniman ini kemudian ditanggapi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1968.

Ali menganggap keinginan para pelaku seni itu selaras dengan cita-cita menjadikan Jakarta sebagai kota budaya.

Baca juga: Cara ke Perpustakaan Cikini Naik Transjakarta, KRL, dan JakLingko

Untuk mewujudkan sebuah pusat budaya dan kesenian di ibu kota, Ali kemudian menunjuk tujuh orang seniman sebagai formatur Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Mereka terdiri dari Mochtar Lubis, Asrul Sani, Usmar Ismail, Rudy Pirngadi, Zulharman Said, D Djajakusuma, dan Gajus Siagian.

Tujuh seniman ini juga yang ditunjuk Ali untuk mengelola Pusat Keseniaan Jakarta, sekaligus membuat sebuah kegiatan seni untuk dapat dipertontonkan ke khalayak ramai.

“Tugas kami, pemerintah daerah, adalah menyediakan infrastruktur fasilitas berkreasi bagi saudara-saudara seniman budaya di Ibu Kota. Selanjutnya, kegiatan kreatif terserah. Kami pemerintah tidak ikut campur,” ucap Ali dikutip dari arsip harian Kompas.

Akhirnya, Ali membangun Pusat Kesenian Jakarta di area bekas kebun binatang yang telah dipindahkan ke Ragunan, Jakarta Selatan. Area ini kemudian diberi nama Taman Ismail Marzuki (TIM).

Revitalisasi dan tampilan baru Taman Ismail Marzuki

Setelah bertahun-tahun berdiri, sekitar tahun 2017, Djarot Saiful Hidayat yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memutuskan TIM perlu direvitalisasi.

“Selalu saya sampaikan di pengujung masa jabatan kami, saya tekankan bahwa sebaiknya yang kami wariskan bukan hanya bangunan fisik. Bangunan fisik pasti kami wariskan tapi yang lebih dalam dari itu yang kami wariskan ada sistem nilai," kata Djarot.

Baca juga: Anies Berkeliling Taman Ismail Marzuki, Lihat Lukisan dan Instalasi Seni

Kala itu, Djarot fokus merevitalisasi gedung teater Graha Bakti Budaya yang sering bocor dengan memperbaiki plafon dan kamar kecilnya.

Setelah dua tahun selesai revitalisasi, pada tahun 2019, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali merevitalisasi TIM.

Total terdapat tujuh bangunan itu meliputi gedung parkir taman, gedung panjang, Masjid Amir Hamzah, Graha Bakti Budaya (GBB), Planetarium, teater halaman, dan Galeri Annex.

Anies pun berkomitmen bahwa TIM tidak dikomersialisasikan meski Pemprov DKI telah berinvestasi Rp 1,4 triliun dalam revitalisasi pusat kesenian tersebut.

(Kompas.com: Muhammad Naufal, Cynthia Lova/Kompas: Irene Sarwindaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com