JAKARTA, KOMAS.com - Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Ibu Kota melayani pemeriksaan gagal ginjal akut secara gratis.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan hal ini dilakukan untuk mencegah bertambahnya anak yang jadi korban di Jakarta.
"Puskesmas, bisa diakses gratis dan layanan sudah lengkap," kata Ngabila dilansir dari Antara, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: 40 Persen Pasien Gangguan Ginjal Akut Misterius di Jakarta Keluhkan Gejala Masalah Pencernaan
Ngabila melaporkan kini kasus penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah dari 42 menjadi 49 kasus. Kendati demikian, ia memastikan tidak ada penambahan kasus meninggal dunia hingga saat ini.
"Tidak ada penambahan kematian pada balita maupun anak, baik itu kematian diagnosis secara umum maupun gagal ginjal akut," tutur Ngabila.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki 44 puskesmas tingkat kecamatan dan 301 puskesmas tingkat kelurahan.
Ngabila meminta masyarakat mewaspadai gejala demam, batuk, pilek, gangguan pencernaan, muntah dan mual, yang tak kunjung membaik setelah dua hingga tiga hari ke depan.
Apabila kondisi tak kunjug membaik, Ngabila meminta orangtua membawa anaknya yang berusia di bawah enam tahun ke dokter atau fasilitas kesehatan.
"Jika kondisi belum membaik dua hingga tiga hari, datang kembali. Kami anjurkan periksa darah," katanya.
Orangtua, lanjut dia, perlu mewaspadai gejala gangguan ginjal akut, di antaranya frekuensi kencing berkurang, hingga warna urine lebih pekat.
Baca juga: Dinkes DKI Ungkap 49 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Akut Misterius
"Intinya orangtua jangan ragu. Ketika tidak membaik, bawa (anak) ke Puskesmas. Pemeriksaan awal sudah sangat lengkap bisa Covid-19, semua juga gratis, demam berdarah, tifus," ucap Ngabila.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI sejak Januari 2022 hingga 18 Oktober 2022 sudah ada 49 laporan kasus gagal ginjal akut misterius yang sebagian besar menimpa anak berusia di bawah enam tahun.
Ia merinci sebanyak 36 kasus adalah balita atau 75 persen dan 13 kasus atau 25 persen adalah non balita. Dari 49 kasus itu, sebanyak 25 orang meninggal, 12 orang dalam perawatan, dan 12 lainnya sudah sembuh.
Ia menambahkan berdasarkan wilayah domisili sebanyak 22 kasus ada di Jakarta, sedangkan di Banten 8 kasus, Jawa Barat 14 kasus, dan luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mencapai lima kasus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.