TANGERANG, KOMPAS.com - Beberapa orangtua di Kota Tangerang merasa resah dengan penyakit gagal ginjal akut misterius yang diduga disebabkan senyawa etilen glikol melebihi ambang batas pada obat sirup anak.
Salah satunya Tina (27), warga Kecamatan Pinang. Sebagai orangtua, Tina merasa khawatir dengan kabar ini.
"Berita ini bikin kepala emak-emak pusing," kata Tina kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Kendati kabar tersebut membuatnya pusing, Tina tetap setuju dengan kebijakan pelarangan sementara peredaran obat sirup yang dicurigai menjadi pemicu penyakit misterius tersebut.
Baca juga: Daftar 5 Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol yang Ditarik BPOM
"Kalau menurut gue sih enggak apa-apa dilarang dulu, tapi jangan lama-lama, harus cepat penelitiannya," kata dia.
"Ya soalnya, obat sirup itu salah satu cara mudah ngasih minum obat (pada) anak," tambah dia.
Tina menceritakan bahwa obat sirup kerap menjadi andalannya saat sang buah hati mulai merasakan demam atau meriang di rumah.
Namun, Tina juga mengaku bahwa saat dirinya ke rumah sakit membawa anak berobat, memang lebih sering diresepkan obat puyer oleh dokter.
Baca juga: Antisipasi Gagal Ginjal Akut, Dinkes Banten Setop Beri Obat Sirup, Diganti Puyer
"Tapi ya tahulah ya puyer itu pahit, anak kurang begitu suka, lebih suka rasa obat sirup pastinya," ucap dia.
Selain Tina, orangtua lain yakni Fitri (29) mengaku semakin berhati-hati memilih obat untuk anaknya sejak ada temuan keterkaitan obat sirup dengan penyakit gagal ginjal misterius pada anak-anak ini.
"Sekarang sih takut ya ngasih obat ke anak," kata Fitri saat dihubungi terpisah, Kamis.
Ia pun mengatakan bahwa obat-obatan sirup yang selama ini disimpan rapi bersama dengan obat-obatan anak lainnya di rumah, di simpan terpisah dan dijauhkan dari obat-obatan yang ada.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang Sidak Penjualan Obat Sirup ke Apotek hingga Bidan
Hal itu dilakukan Fitri untuk mengantisipasi kekeliruan memberikan obat yang mungkin terjadi saat mereka panik ketika kondisi anak-anak mereka tiba-tiba jatuh sakit.
"Sekarang sih udah dijauhin ya itu obat sirupnya, biar gak salah kasih," tuturnya.
Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi, per 18 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut, 99 anak meninggal dunia.