"Habis itu dokternya bilang, 'Karena anak ibu gagal ginjal harus cepat-cepat masuk ruang PICU (pediatric intensive care unit) detik ini'. Enggak lama kemudian anak saya masuk di ruang PICU di Rumah Sakit Bunda Aliyah," sambung dia.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Merebak di Jakarta, Heru Budi Perintahkan RSUD dan Puskesmas Siaga
Dalam perawatan di ruang PICU pada hari pertama, kondisi anak Soliha semakin memburuk. Bahkan, Azkia langsung divonis stadium 6 gagal ginjal akut dalam sehari perawatan di ruang PICU.
"Prosesnya itu cukup cepat dari stadium 3 langsung ke stadium 6, sehari setelah PICU di Bunda Aliyah. Makanya dokternya bilang, 'Anak ibu harus cepat-cepat dirujuk ke rumah sakit tipe A yang ada HD (hemodialisa) anaknya, karena kami di sini tidak lengkap'," kata Soliha.
Usai menjalani perawatan dari Minggu hingga Selasa (11/10/2022), anak Soliha kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan langsung mendapatkan perawatan secara intensif.
Sehari mendapat perawatan di RSCM, lanjut Soliha, kondisi kesehatan anaknya kembali menurun hingga tak mampu mengingat apapun.
Tak hanya itu, Soliha menuturkan, fisik anaknya pun turut mengalami perubahan kurang baik, ditandai dengan penglihatan yang mulai berkurang.
"Tidak lama sehari berselang, anak saya mulai proses perburukan kembali. Jadi perburukannya itu sangat cepat sekali, ingatannya sudah hilang, dia enggak ngenalin saya," kata Soliha.
"Apa yang saya tanya enggak bisa jawab, terus matanya sudah mulai susah lihat gitu, kondisinya menurun drastis pokoknya," sambung dia
Soliha mengaku, selama tiga hari anaknya mendapat penanganan khusus di RSCM, kondisinya masih belum stabil. Bahkan, dua hari setelah dilakukan penanganan jaringan di tubuh anaknya kian memburuk.
"Kalau enggak salah, di hari Kamisnya itu, anak saya harus buru-buru dipasang untuk cuci darah, tapi anak saya mungkin tubuhnya menolak atau apa saya kurang paham, sempat tidak ada detak jantungnya. Sampai dipakai alat picu jantung, alhamdulillah ada lagi," kata dia.
Bahkan, kata Soliha, dokter juga mengambil tindakan cuci darah kepada anaknya. Namun, seusai mendapatkan penanganan cuci darah, kondisi anaknya masih belum stabil.
Hari berganti hari, kondisi anak Soliha semakin memburuk. Soliha mendapat kabar bahwa anaknya mengalami masa kritis dan harus mendapat bantuan pernafasan melalui ventilator.
Dia menemani sang anak yang terpasang ventilator di hidungnya hingga ajal menjemput pada Minggu (16/10/2022) sekitar pukul 08.20 WIB.
"Dokter sebenernya mau ada tindakan tapi kritisnya semakin hebat semakin memburuk. Dari saya nemenin 06.30 WIB sampai anak saya jam 08.20 WIB tidak ada," ujar Soliha.
"Akhirnya saya menemani dalam keadaan pakai ventilator, pendarahan jantung hebat atau apa karena semuanya sudah terserang," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.