Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Ganasnya Gagal Ginjal Akut: Stadium 3 Naik ke 6 Berlangsung Sehari, Balita di Depok Meninggal...

Kompas.com - 21/10/2022, 20:03 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Soliha, ibunda salah satu pasien pengidap gagal ginjal akut misterius menceritakan gejala-gejala penyakit yang diderita anaknya sebelum dinyatakan gagal ginjal akut misterius.

Menurut Soliha, Azkia, anaknya yang berusia 3,8 tahun, awalnya mengalami demam dan pilek pada Kamis (6/10/2022). Kemudian Soliha memberikan obat sirup penurun panas dan pilek kepada anaknya, tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Namun, kondisi anak Soliha saat itu berangsur membaik.

"Panasnya saya kasih paracetamol biasa (sirup), terus pileknya saya itu kasih rhinos (sirup). Enggak lama, hari Jumat itu panas dan pileknya sudah reda, makanya Azqia itu enggak saya bawa ke dokter," kata Soliha saat ditemui di kediamannya di kawasan Ratujaya, Cipayung, Depok pada Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Seorang Balita Warga Depok Meninggal di RSCM akibat Gagal Ginjal Akut

Berselang satu hari kemudian atau tepatnya pada Sabtu (8/10/2022), lalu berlanjut hingga Minggu (9/10/2022) sekitar pukul 03.00 WIB, kondisi Azqia kembali memburuk.

Dia muntah-muntah hingga 15 kali, sehingga dibawa Soliha ke Klinik Bakti Jaya pada pukul 09.00 WIB.

Saat itu, menurut Soliha, dokter memberikan resep obat penurun panas, obat pilek serta oralit. Akan tetapi dokter menekankan, jika anak Soliha tak kunjung sembuh harus dibawa ke rumah sakit.

"Akhirnya saya pulang ke rumah dan dikasih obat itu. Di situ anak saya masih mau makan dan minum banyak, tapi apa yang masuk ke dalam perutnya itu keluar lagi, sampai-sampai muntah kuning dan hijau itu keluar semua," ujar Soliha.

Baca juga: 8 Anak di Jakarta Barat Alami Gagal Ginjal Akut, Semuanya Dirawat di RSCM

Selanjutnya, ujar Soliha, sang suami memutuskan membawa anaknya ke Intalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bunda Aliyah untuk mendapatkan tindakan dokter dan perawat.

Namun, saat mendapatkan perawatan di RS Bunda Aliyah, gejala lain dari penyakit anaknya Soliha muncul, yakni belum buang air kecil semenjak sakit.

Selain itu, selama dirawat di Rumah Sakit Bunda Aliyah, anaknya Soliha masih mengalami muntah-muntah yang tak kunjung berhenti.

"Nah kebetulan di situ saya buka pampersnya dan saya bilang kalau anak saya belum pipis juga dari muntah muntah pas awal," kata Soliha.

Baca juga: Saat Gagal Ginjal Akut Jangkiti 71 Anak di Ibu Kota, 40 di Antaranya Meninggal Dunia...

"Di situ dokternya bilang akan dilakukan pengecekkan secara lanjut, soalnya takut anak saya gagal ginjal katanya," sambung dia.

Soliha mengaku terkejut mendengar pernyataan sang dokter. Sebab, setelah pengecekan laboratorium, Azkia divonis menderita gagal ginjal akut stadium 3.

"Saya langsung merasa hancur kan. Kemudian dicek segala macam dan keluar hasil lab anak saya, yang menyatakan bahwa benar anak saya mengidap gagal ginjal akut, kalau enggak salah sudah stadium 3," ujar Soliha.

"Habis itu dokternya bilang, 'Karena anak ibu gagal ginjal harus cepat-cepat masuk ruang PICU (pediatric intensive care unit) detik ini'. Enggak lama kemudian anak saya masuk di ruang PICU di Rumah Sakit Bunda Aliyah," sambung dia.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut Merebak di Jakarta, Heru Budi Perintahkan RSUD dan Puskesmas Siaga

Dalam perawatan di ruang PICU pada hari pertama, kondisi anak Soliha semakin memburuk. Bahkan, Azkia langsung divonis stadium 6 gagal ginjal akut dalam sehari perawatan di ruang PICU.

"Prosesnya itu cukup cepat dari stadium 3 langsung ke stadium 6, sehari setelah PICU di Bunda Aliyah. Makanya dokternya bilang, 'Anak ibu harus cepat-cepat dirujuk ke rumah sakit tipe A yang ada HD (hemodialisa) anaknya, karena kami di sini tidak lengkap'," kata Soliha.

Usai menjalani perawatan dari Minggu hingga Selasa (11/10/2022), anak Soliha kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan langsung mendapatkan perawatan secara intensif.

Sehari mendapat perawatan di RSCM, lanjut Soliha, kondisi kesehatan anaknya kembali menurun hingga tak mampu mengingat apapun.

Tak hanya itu, Soliha menuturkan, fisik anaknya pun turut mengalami perubahan kurang baik, ditandai dengan penglihatan yang mulai berkurang.

"Tidak lama sehari berselang, anak saya mulai proses perburukan kembali. Jadi perburukannya itu sangat cepat sekali, ingatannya sudah hilang, dia enggak ngenalin saya," kata Soliha.

"Apa yang saya tanya enggak bisa jawab, terus matanya sudah mulai susah lihat gitu, kondisinya menurun drastis pokoknya," sambung dia

Soliha mengaku, selama tiga hari anaknya mendapat penanganan khusus di RSCM, kondisinya masih belum stabil. Bahkan, dua hari setelah dilakukan penanganan jaringan di tubuh anaknya kian memburuk.

"Kalau enggak salah, di hari Kamisnya itu, anak saya harus buru-buru dipasang untuk cuci darah, tapi anak saya mungkin tubuhnya menolak atau apa saya kurang paham, sempat tidak ada detak jantungnya. Sampai dipakai alat picu jantung, alhamdulillah ada lagi," kata dia.

Bahkan, kata Soliha, dokter juga mengambil tindakan cuci darah kepada anaknya. Namun, seusai mendapatkan penanganan cuci darah, kondisi anaknya masih belum stabil.

Hari berganti hari, kondisi anak Soliha semakin memburuk. Soliha mendapat kabar bahwa anaknya mengalami masa kritis dan harus mendapat bantuan pernafasan melalui ventilator.

Dia menemani sang anak yang terpasang ventilator di hidungnya hingga ajal menjemput pada Minggu (16/10/2022) sekitar pukul 08.20 WIB.

"Dokter sebenernya mau ada tindakan tapi kritisnya semakin hebat semakin memburuk. Dari saya nemenin 06.30 WIB sampai anak saya jam 08.20 WIB tidak ada," ujar Soliha.

"Akhirnya saya menemani dalam keadaan pakai ventilator, pendarahan jantung hebat atau apa karena semuanya sudah terserang," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com