JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang fakta baru pembunuhan oleh Christian Rudolf Tobing terhadap rekan kerjanya, AYR (336), banyak dicari pembaca di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Sabtu (22/10/2022).
Sementara itu, seorang balita di Depok, Jawa Barat, meninggal akibat gagal ginjal akut juga turut diburu pembaca. Sebelum meninggal, balita tersebut diberitakan mengalami gejala sebelum divonis gagal ginjal.
Masih banyak masyarakat yang memilih untuk melapor secara langsung ke pos Pemprov DKI, meski ada aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Menurut pengamat, hal itu mengindikasikan masih minimnya pemahaman digital masyarakat. Berikut paparannya:
Kepolisian Daeran (Polda) Metro Jaya mengungkap fakta baru terkait pembunuhan yang dilakukan oleh Christian Rudolf Tobing terhadap teman kerjanya, AYR (36), di salah satu apartemen di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pelaku awalnya berencana menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban dan dua rekannya.
"Pelaku sempat mencari di internet jasa untuk pembunuh bayaran dan tarifnya," kata Hengki dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022). Baca selengkapnya di sini.
Azkia, anak berusia 3 tahun 8 bulan, warga Cipayung, Depok, meninggal dunia pada Minggu (16/10/2022), akibat gagal ginjal akut.
Sebelum divonis gagal ginjal, Azkia mengalami demam dan pilek pada Kamis (6/10/2022). Soliha memutuskan untuk memberikan obat sirup penurun panas dan pilek kepada Azkia, tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Pada Sabtu (8/10/2022), lalu berlanjut hingga Minggu (9/10/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Bahkan kondisi Azkia kembali memburuk.Bahkan, Azkia muntah-muntah hingga 15 kali.
Sang ibu, Soliha, pun menyadari bahwa Azkia belum buang air kecil semenjak kondisinya memburuk. Melihat gejala itu, dokter memutuskan untuk melakukan pengujian laboratorium. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Dinkes DKI Sisir Puskesmas-RS, Identifikasi Kasus Gagal Ginjal Akut
Pengaduan langsung yang baru dibuka kembali oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diklaim mendorong masyarakat terus berdatangan ke pendopo Balai Kota.
Masih banyak masyarakat yang memilih untuk melapor secara langsung ke pos Pemprov DKI, meski telah ada layanan pengaduan secara daring lewat aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
Melihat fenomena itu, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, pengaduan langsung ke Balai Kota mengindikasikan masih minimnya pemahaman digital masyarakat. Baca selengkapnya di sini