Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Konsumsi Obat Sirup, Ini yang Dilakukan Orangtua untuk Obati Anak Sakit

Kompas.com - 24/10/2022, 22:38 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan obat sirup selama ini menjadi primadona orangtua untuk membantu kesembuhan anaknya yang sedang sakit.

Obat sirup dinilai lebih digemari anak-anak karena memiliki varian rasa yang tidak pahit di lidah dan lebih mudah ditelan.

Namun, setelah adanya larangan edar dan konsumsi obat sirup karena terindikasi memicu penyakit gagal ginjal misterius pada anak, para orangtua, terutama emak-emak, mulai mencari alternatif untuk mengobati anak-anak mereka saat sakit.

Baca juga: Sejumlah Merek Obat Sirup Pereda Demam Dilarang Dijual, Polisi: Pelanggar Akan Kami Tindak

Eli, warga Ciputat, Tangerang Selatan mengatakan selama ini obat sirup juga menjadi andalan dirinya untuk membantu kesembuhan anaknya yang masih berusia di bawah dua tahun saat sakit.

Selain itu, multivitamin yang bentuknya cair juga kerap diberikan kepada balitanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Namun, setelah adanya larangan obat sirup tersebut, sampai saat ini ia tidak lagi memberikan anaknya obat-obatan apapun meskipun tidak terdaftar dalam list produk obat cair yang dilarang.

“Dan ini anak saya bapil (batuk-pilek), jadi saya enggak mau kasih obat dan berobat juga kayaknya ini, takut,” kata Eli kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Tak Pakai Obat Sirup, Sejumlah Orangtua Gunakan Cara Alternatif untuk Obati Anak Saat Sakit

Eli mengatakan saat ini ia dan keluarga lebih memilih mengatasi kondisi batuk dan pilek yang dialami anaknya dengan tindakan sederhana di rumah.

“Paling saya ngatasinnya kaya mandi air anget. Terus tidur enggak pake AC, biar keringetan aja udah gitu,” ujar dia.

Meskipun ada anjuran untuk meminta obat racikan ataupun puyer jika anak-anak mengalami sakit, Eli mengaku tidak akan memberikan obat racikan tersebut kepada anaknya.

“Enggak ah, saya ngerasa obat lagi enggak ada yang safety (aman) deh mau puyer mau sirup apa ya, saya takut nanti ada lagi info puyer bahaya lagi,” ucap dia.

Baca juga: Obat Sirup Disetop Sementara, Jangan Beri Obat Tanpa Resep ke Balita yang Sakit

Selain Eli, alternatif pengobatan sederhana pengganti obat sirup juga diberikan Aini, seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Grogol Utara, Jakarta Selatan.

Aini menceritakan bahwa saat ini dirinya tidak akan memberikan obat tablet atau oral sebagai pengganti obat sirup yang dilarang saat ini.

“Malah enggak diminum obatnya, kalau tablet yang digerus kan berasa pahit banget juga,” ujar Aini saat dihubungi terpisah.

Ia pun mengatasi kondisi anaknya jika sakit dengan cara mengompresnya saja.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Terus Bertambah, Waspadai Gejala Usai Minum Obat Sirup

“Kalau yang kecil aku borehin (balurin) parutan bawang merah yang dicampur minyak kelapa. Nah, kalau yang gede (anaknya) enggak mau karena bau katanya,” tuturnya.

Berbeda dengan Aini dan Eli, Eflin, warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan mengaku akan langsung membawa anak-anaknya ke rumah sakit jika mengalami kondisi sakit yang mengkhawatirkan.

“Duh pengennya sih nggak sakit dulu yang di masa-masa seperti ini. Tapi ya kalau sakit, pasti langsung saya bawa ke dokter,” ujar dia.

Saat ini pun Eflin telah membuang semua jenis obat-obatan sirup baik untuk anak-anak maupun dewasa usai adanya fenomena penyakit gagal ginjal misterius ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com