Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan, banyaknya kematian di DKI Jakarta terjadi karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
Keterlambatan membawa anak ke rumah sakit lebih dari lima hari sejak gejala muncul dapat meningkatkan potensi kematian.
”Selain terlambat dibawa ke rumah sakit, anak yang mendapatkan terapi sirop parasetamol meninggal lebih besar daripada yang tidak diberikan,” ucapnya.
Baca juga: Ratusan Anak Meninggal Karena Gagal Ginjal Akut, BPOM: Ini Pembelajaran Bagi Kami
Sebagai antisipasi, ia mengingatkan agar orangtua rutin memantau kondisi anaknya, salah satunya mengenai pola waktu buang air kecil.
”Pemantauan terhadap anak-anak bisa dilakukan dengan melihat pola waktu buang air kecil. Bila anak-anak sudah mulai jarang buang air kecil dalam waktu 24 jam, itu adalah gejala awal kasus ginjal, perlu dibawa ke puskesmas,” ujarnya.
Ia menambahkan bila gejala seperti demam, lemas, dan gangguan pencernaan mulai terlihat, orangtua diimbau membawa anak ke puskesmas ataupun rumah sakit.
Pemerintah telah menyediakan 44 puskesmas di kecamatan yang bisa melayani pemeriksaan deteksi gagal ginjal akut.
”Ada 44 puskesmas kecamatan di DKI Jakarta yang memiliki fasilitas pemeriksaan fungsi ginjal, warga juga bisa menggunakan jalur telepon khusus Dinas Kesehatan DKI Jakarta di 112 atau lewat posko KLB Dinkes DKI di 081388376955,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Dinkes DKI Jakarta Sediakan Layanan Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut di Puskesmas"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.