JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, cakupan air minum di DKI Jakarta belum mencapai 60 persen.
"(Cakupan air minum) 58,8 persen. Jadi hampir 60 persen," kata Arief saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: Tingkat Kebocoran Pipa Air Minum di Jakarta Tinggi, PAM Jaya Bakal Revitalisasi
PAM Jaya mengejar target cakupan air minum di Ibu Kota mencapai 100 persen pada 2030. Perluasan cakupan air minum itu akan dimulai pada 2024.
"Cakupan hingga 100 persen sampai 2030. Start-nya nanti dari 2024 menuju 2030," ujar Arief.
Arief menyebutkan, perluasan cakupan air minum akan dimulai di Jakarta Utara dan Jakarta Barat terlebih dulu.
"Kalau lihat peta kami, masih banyak (yang belum) di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, karena erosi air di dalam tanah lebih cepat karena dekat dengan laut," ucap Arief.
Baca juga: Tak Lagi lewat Swasta, Penyedia Air Minum di Jakarta Akan Langsung Kerja Sama dengan PAM Jaya
Vendor yang ingin berkontribusi dalam penyediaan air minum di DKI Jakarta akan langsung bekerja sama dengan PAM Jaya mulai 1 Februari 2023.
Arief mengatakan, langkah ini dilakukan agar proses pengadaan di PAM Jaya menjadi lebih bersih dan jelas.
Sebelumnya, vendor yang ingin berkontribusi dalam penyediaan air minum di Jakarta bekerja sama dengan mitra swasta, yakni Palyja dan Aetra.
"Mereka (vendor-vendor) akan menjalin kerja sama tidak lagi dengan Palyja dan Aetra, tetapi langsung dengan PAM Jaya," kata Arief.
"Ini proses pengadaannya kami buat transparan, akuntabel. Kami menggunakan e-procurement sehingga tata cara proses pengadaan di PAM Jaya jadi lebih clean dan clear," ujar dia.
Baca juga: Alihkan Debit Air ke Waduk Rawa Dongkal, Pemkot Jaktim Bangun Sodetan di Jalan Raya Jambore
Adapun kerja sama antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra akan berakhir pada 31 Januari 2023.
PAM Jaya menegaskan komitmen perusahaan untuk mengakhiri swastanisasi pengelolaan tidak berubah walaupun jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu dirombak.
Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan menyebutkan, pada fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh mitra swasta, terdapat ribuan karyawan PAM Jaya dan karyawan mitra swasta di dalamnya.
Untuk karyawan PAM Jaya yang lingkup pekerjaannya berada di Aetra dan Palyja atau disebut seconded employee, per 1 Februari 2023 akan kembali ditarik oleh PAM Jaya.
"Sedangkan karyawan Aetra dan Palyja itu statusnya gimana? Itu internal Palyja dan Aetra," kata Syahrul dilansir dari Antara, 31 Juli 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.