TANGERANG, KOMPAS.com - Melonjaknya kasus gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) yang dikaitkan dengan pencemaran obat sirup dan gejala demam membuat beberapa orangtua tidak mau membawa anaknya melakukan imunisasi dasar.
Berkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr Dini Anggraeni mengingatkan agar orangtua tidak ragu untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi dasar setelah berbagai kasus gagal ginjal akut yang terjadi akhir-akhir ini.
“Insya Allah (aman), enggak usah takut ya, (imunisasi dasar untuk anak) aman,” kata Dini kepada media, Rabu (26/10/2022).
Meskipun nantinya ada saja anak-anak yang mendapati kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berupa demam usai vaksin, menurut Dini, masih banyak alternatif yang bisa dilakukan orangtua untuk meredakan demam pada anak-anak mereka.
Baca juga: Dinkes DKI Kerahkan Tim untuk Pastikan Obat Sirup Tak Dijual di Faskes dan Apotek Jakarta
Dini menambahkan, beberapa jenis obat sirup memang sudah dilarang tegas untuk diedarkan dan digunakan dalam pengobatan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena dugaan kandungan senyawa berbahaya memicu AKI.
Namun, Badan POM juga telah mengeluarkan beberapa jenis obat sirup atau obat lainnya yang aman dari kandungan senyawa pemicu gagal ginjal akut misterius tersebut.
“Sekarang kan sudah dikeluarkan ya, obat yang aman, tidak mengandung empat jenis pelarut yang kemungkinan punya risiko pencemaran ada GGA,” ujarnya.
Saat anak-anak mendapatkan KIPI berupa demam dan lain sebagainya usai imunisasi, fasilitas kesehatan ataupun dokter penanggung jawab saat ini masih bisa memberikan resep obat yang mungkin tergolong jenis sirup sesuai dengan kategori aman dari Badan POM.
Baca juga: Nama-nama Obat Sirup yang Boleh Diresepkan Lagi oleh Kemenkes
Dini juga menyebutkan, selain bisa menggunakan obat sirup yang tergolong aman oleh Badan POM, orangtua juga bisa mengatasi KIPI imunisasi dasar anak dengan berbagai cara sederhana lainnya.
“Yang kedua, ya sudah pakai obat non-cair, pakai obat non-sirup gitu, dan datanglah ke fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat. Jangan beli bebas,” tuturnya.
Untuk diketahui, sampai saat ini Kementerian Kesehatan menyebutkan dugaan gangguan ginjal akut misterius diakibatkan oleh keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.
Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol (EG).
Baca juga: Bagaimana Obat Sirup Bisa Tercemar Etilen Glikol? Ini Kata Ahli...
Sebagai antisipasi meningkatnya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup.
Selain itu, Kemenkes juga meminta semua apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.