"Kalau tidak digusur bisa–bisa para pemuda dan warga Kota Bambu Selatan terjerumus ke dunia narkoba,” ujarnya.
Mendekati pengujung 2016, perusahaan rokok, PT Djarum, yang memiliki aset tanah seluas sekitar 2 hektar di Kampung Boncos berencana membangun pusat pelatihan bulu tangkis terbesar se-Asia Tenggara di sana.
Ada harapan pembangunan pusat pelatihan bulu tangkis ini bisa menghapus peredaran narkoba dan stigma negatif di Kampung Boncos.
Baca juga: Berburu Bandar Narkoba di Kampung Boncos, Polisi Justru Temukan 100 Butir Peluru Aktif Senjata FN
Sayang hingga saat ini harapan itu masih sulit terwujud. Untuk mewujudkan rencana itu, dibutuhkan tanah yang lebih luas.
Dilansir dari Warta Kota, sejak 2016 lalu, warga Kampung Boncos masih enggan melepas rumah-rumah mereka ke PT Djarum.
Kala itu, warga mengatakan harga pembebasan lahan yang ditawarkan kepada mereka amat rendah, yakni hanya Rp 7 - Rp 8 Juta per meter.
Kepada Kompas, pembebas lahan dari PT Djarum bernama Steven mengatakan harga Rp 7 juta per meter sebenarnya sudah jauh lebih tinggi dari nilai jual obyek pajak (NJOP) sebesar Rp 2.925.000.
Menurut dia, tanah yang diprioritaskan untuk dibeli adalah tanah di dekat pagar pembatas milik PT Djarum. Steven tak menjabarkan berapa luas tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan kawasan itu.
Meski demikian, disebutkan PT Djarum tetap akan membangun sesuai ketersediaan lahan yang ada.
”Yang penting, tanah cukup untuk membangun hall, asrama atlet, dan jogging track,” ujar Steven.
(Kompas: Iwan Ong, Dian Dewi Purnama Sari/Kompas.com: Mita Amalia Hapsari/Warta Kota: Theo Yonathan Simon Laturiuw)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.