Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Pasar Tanah Abang...

Kompas.com - 28/10/2022, 08:57 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejayaan Pasar Tanah Abang seolah telah melewati masanya. Pusat grosir yang dikenal selalu disesaki pengunjung itu kini tampak berbeda.

Saat Kompas.com berkunjung ke Blok B Pasar Tanah Abang pada Kamis (27/10/2022), pasar yang dinobatkan sebagai pasar terbesar se-Asia Tenggara, kini tampak "akrab" dengan suasana sepi.

Berikut sejumlah cerita yang menggambarkan situasi Pasar Tanah Abang tak lagi seperti dulu:

Aktivitas jual beli tampak landai

Meskipun landai, bukan berarti benar-benar tidak ada aktivitas di sana. Kemarin, ada beberapa ibu berkeliling Blok B untuk berbelanja atau sekadar melihat-lihat barang jualan.

Baca juga: Menengok Pasar Tanah Abang yang Kini Sepi, Toko-toko Tutup sejak Siang...

Namun, jalan dari toko ke toko sangat lengang, beberapa penjual hanya terlihat duduk-duduk di depan kios menanti pembeli yang entah kapan datangnya.

Selain itu, beberapa penjual terlihat membereskan barang dagangan mereka, padahal waktu baru menunjukkan pukul 14.30 WIB, terlalu dini untuk menutup kios.

Dulu pernah beromzet puluhan juta rupiah

Unge, pemilik toko Balli Kebaya di Blok B Pasar Tanah Abang, merasakan penurunan pada omzetnya imbas sepi pengunjung di pusat grosir di wilayah Jakarta Pusat itu.

Menurut dia, Pasar Tanah Abang mulai sepi sejak satu bulan sesudah Lebaran Idul Adha 2022.

"(Sepi) sebulan setelah Lebaran Haji, ramai Lebaran Haji saja karena itu mulai ada acara pernikahan mulai ramai, tapi semenjak itu sampai hari santai semuanya," ujar Unge saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, Kamis (27/10/2022).

Unge menceritakan bagaimana dirinya pernah merasakan masa kejayaan berjualan di Pasar Tanah Abang.

Baca juga: Kenang Masa Kejayaan di Pasar Tanah Abang, Pedagang: Dulu Omzet Rp 30 Juta Per Toko, Sekarang...

Sebelum Covid-19 mewabah di Indonesia, kata Unge, tokonya bisa mendapatkan omzet puluhan juta rupiah dalam kurun waktu satu hari.

"Waktu jaya-jayanya sebelum Covid-19, biasanya kalau normal Rp 20 juta sampai Rp 30 juta untuk satu toko," ujar Unge saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, Kamis (27/10/2022).

Unge sendiri memiliki tujuh toko di Blok B Pasar Tanah Abang. Ia telah berjualan di sana lebih kurang 20 tahun.

"Itu satu toko, bayangkan saja kalau tujuh toko," ungkapnya.

Di puncak keemasannya selama menjadi pedagang di Pasar Tanah Abang, Unge pernah mendapatkan order hingga keluar daerah, bahkan negeri jiran, Malaysia.

Baca juga: Sepinya Pasar Tanah Abang, Pandemi Melandai tapi Omzet Pedagang Belum Meroket

"Kami satu produk bisa kirim ke Malaysia, kami juga jual bahan gulungan, kami supplier (penyalur) ke toko-toko lain, kami produsen dan juga supplier. Itu kirim hingga Kalimantan dan Papua," katanya.

Namun, kondisi jauh berbeda terjadi saat ini saat ini, omzet penjualannya turun drastis semenjak pandemi Covid-19 hingga saat ini.

Menurut Unge, penurunan omzet itu telah melebihi 50 persen jika dibandingkan pada masa kejayaannya.

"Kalau sekarang per bulan aja bisa Rp 7 juta sampai Rp 8 juta per bulan untuk satu tokonya," tuturnya.

Siasati dengan berjualan online

Imbas sepinya pengunjung di Pasar Tanah Abang akhirnya membuat para pedagang harus memutar otak agar pendapatannya kembali naik.

Unge sendiri mensiasati agar omzetnya naik, yakni dengan berjualan melalui daring (online).

Tak hanya di satu marketplace, Unge menjual produk yang ia jajakan di beberapa platform perantara antara penjual dan pembeli.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Sepi Pengunjung, Pedagang Beralih Jualan Online

"Kebanyakan (pedagang) mengakalinya di online karena kondisi pasar enggak ada orang yang masuk entah mager (malas gerak) atau karena tidak ada uang, saya juga tidak tahu," ujarnya.

Unge berujar, berjualan di marketplace itu dapat sedikit menolong menaikkan pendapatannya dibanding hanya mengandalkan penjualan dari tokonya di Pasar Tanah Abang.

"Alhamdulillah kalau untuk yang malas-malas untuk keluar rumah, sehari itu ada tiga sampai empat barang yang terjual," ucapnya.

Atas dasar tersebut, Unge berharap kondisi seperti ini tak berlarut-larut dalam kurun waktu yang panjang.

"Mudah-mudahan habis tahun ini (tahun 2023) mulai ramai lagi pengunjung (Pasar Tanah Abang)," tutur Unge.

Alasannya berharap di awal tahun 2023 bukan tanpa sebab.

Biasanya, jauh hari sebelum bulan Ramadhan, tokonya kebanjiran pesanan dari luar Jakarta.

"Soalnya mayoritas (pembeli) di Pasar Tanah Abang itu yang ramai tiga bulan menjelang puasa, insya Allah mulai ramai lagi," ujar Unge.

"Soalnya orang-orang daerah belanja buat Lebaran jauh-jauh hari, soalnya kalau ambil contoh kirim barang keluar misal Papua atau Kalimantan bisa setengah bulan waktu pengirimannya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com