Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekacauan Festival "Berdendang Bergoyang": Penonton Berdesak-desakan, Pingsan, hingga Berantem

Kompas.com - 01/11/2022, 15:19 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival musik "Berdendang Bergoyang" yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu, menyisakan kenangan buruk bagi penonton yang hadir.

Seorang penonton yang jauh-jauh datang dari Pekanbaru, Riau, bernama Oriza Sativa (23) mengungkapkan, banyak peristiwa tidak mengenakkan selama acara tersebut.

"Hari pertama kapasitasnya terlalu over crowded. Kan ada lima panggung. Perpindahan penonton dari panggung ke panggung itu benar-benar desak-desakan," ungkap Oriza saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Selidiki Kisruh Festival Musik Berdendang Bergoyang, Polisi Kembali Periksa Penyelenggara

Bahkan, kata dia, tidak jarang mobilitas penonton dari satu panggung ke panggung lain terkunci.

Akibatnya, banyak penonton, termasuk Oriza, tidak bisa menonton penampil favorit karena jumlah penonton yang membeludak.

Kemudian, menurut dia, pada hari kedua, Sabtu (29/10/2022), jumlah penonton lebih banyak lagi, sedangkan pintu masuk area konser tak semuanya dibuka.

"Waktu mau masuk ke Istora saja, ternyata banyak pintu yang ditutup. Pintu atas salah satunya. Jadi sudah lama antre, ternyata ditutup, lalu pindah ke bawah. Jadi banyak yang bolak-balik," ujar Oriza.

Baca juga: Rogoh Kocek Rp 10 Juta, Penonton Berdendang Bergoyang Asal Riau Kecewa Hanya Nikmati 4 Penampil

Akibat kondisi itu, banyak penonton yang pingsan. Oriza menyebutkan, penonton yang pingsan kurang tertangani dengan baik karena minimnya petugas medis.

"Banyak banget yang pingsan karena mungkin kekurangan oksigen. Petugas medisnya sedikit juga," sebut dia.

Menjelang tengah malam, situasi semakin tak kondusif. Ia melihat masih banyak penonton yang berusaha masuk ke area festival musik "Berdendang Bergoyang".

Padahal, kondisi penonton sudah menyemut. Akhirnya, kekisruhan penonton terjadi di akses pintu masuk.

"Ada yang berantem-berantem, ada yang teriak refund, refund. Ada juga yang teriak korupsi. Akhirnya, panitia keluar dan mereka kasih pemberitahuan acara dihentikan dan akan di-refund," ujar Oriza.

Baca juga: Belajar dari Kekacauan Konser Berdendang Bergoyang, Pengamat: Waspadai Kerumunan Panik Tak Terkendali

Awalnya, ia dan penonton lain mengira acara hanya dihentikan pada hari kedua. Ternyata keesokan harinya, ia mengetahui dari media sosial bahwa "Berdendang Bergoyang" hari ketiga batal digelar.

Kini, Oriza tidak bisa berbuat apa-apa selain menelan rasa kecewa terhadap panitia. Ia menilai, panitia tidak profesional dalam mengelola sebuah festival musik.

Ia berharap, panitia acara serupa di masa mendatang menyiapkan acara dengan sebaik-baiknya, jangan hanya mencari untung, tetapi kenyamanan dan keselamatan penonton juga harus diperhatikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com