Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namanya Terus Disebut Dalam Sidang Kasus KSP Indosuryo, Suwito Ayub Masih Buron

Kompas.com - 01/11/2022, 22:48 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Suwito Ayub terus menerus disebut dalam persidangan kasus investasi KSP Indosurya di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (1/11/2022).

Direktur, pengawas, hingga pengurus KSP Indosurya mengaku menjabat posisi tersebut berdasarkan arahan dari Suwito Ayub.

Seperti seorang saksi yang mengaku baru diangkat sebagai bendahara KSP Indosurya pada 2019 oleh Suwito Ayub. Sebelumnya ia menjabat sebagai direktur operasional yang mengawasi operasional seluruh kantor cabang KSP Indosurya.

Ia pun mengaku tidak mengetahui banyak soal keluar masuk keuangan perusahaan. Tidak seperti bendahara terdahulu, ia juga mengaku tidak memiliki akses keuangan di sana.

Baca juga: Cacat Pendirian KSP Indosurya Terungkap dalam Sidang, Tiga Saksi Tak Tahu Dirinya Founder

"Saya diangkat Suwito Ayub, tiba-tiba ditelepon katanya bendahara kosong," kata saksi tersebut.

Ditanya soal pekerjaannya sehari-hari oleh Jaksa Penuntut Umum, saksi mengaku tetap melakukan pekerjaan sebagai direktur operasional.

Sementara itu, Ketua Jaksa Penuntut Umun Syahnan Tanjung mengatakan tidak heran nama Suwito Ayub terus disebut di persidangan. Sebab, dia merupakan tersangka selain Henry Surya dan June Indria

"Suwito Ayub dari awal kita tahu bahwa dia berperan setelah Henry Surya dan June Indria. Di dalam dokumen, di dalam pembuktian, di dalam persidangan bahwa disebut Suwito Ayub berperan," kata Syahnan.

Baca juga: Koperasi Cuma Tameng, Jaksa Sebut KSP Indosurya Berdiri untuk Himpun Dana

Namun, hingga kini, Suwito Ayub masih belum diketahui keberadaannya dan masih dalam pengejaran polisi.

"Ternyata Suwito Ayub ini sudah status dalam pencarian orang. Dia melarikan diri dicari polisi. Saya tidak tahu ke mana, tapi kalau dia kembali nanti dia ke Indonesia, meski sudah putusan pun kita tuntut dia. Kita tidak mau diam, karena ada tindak pidana pencucian uang," tegas Syahnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com