JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, bus transjakarta terlibat dalam 827 kecelakaan pada periode Januari-September 2022.
Angka ini hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta pada sepanjang 2021 lalu, sebagaimana dilansir Kompas.id.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan Ahmad Wildan menjelaskan faktor yang diduga menjadi penyebab kecelakaan yang terus berulang, dan bahkan makin parah ini.
KNKT melihat, salah satu hal yang memicu kecelakaan bus transjakarta adalah kompetensi pengemudi yang bisa dibilang nihil.
Wildan yang melihat langsung proses perekrutan pramudi bus transjakarta melihat bahwa calon pramudi hanya dites untuk memajukan, memundurkan, dan memarkirkan bus, sesuai standar yang ditetapkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Sertifikasi yang dikeluarkan BNSP itu ternyata tidak meng-cover hazard yang menjadi penyebab kecelakaan di Transjakarta. Sertifikasi itu hanya maju, mundur, parkir. Sementara kecelakaan Transjakarta bukan di situ melainkan di jalur,” kata Wildan.
Oleh sebab itu, KNKT meminta BNSP untuk mengevaluasi standar sertifikasi tersebut. KNKT juga meminta Transjakarta untuk menyusun standar kompetensi kerja (SKK) khusus bagi pengemudi.
Pihak Transjakarta dengan dibantu KNKT dan Pusat Pengembangan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah menyusun SKK Khusus Pengemudi Bus Transjakarta.
Di dalamnya meng-cover semua skill yang dibutuhkan agar kecelakaan-kecelakaan bus Transjakarta yang disebabkan karena pengemudi tidak terjadi lagi.
SKK tersebut selesai pada Juni 2022 silam, tetapi menurut Wildan belum diterapkan.
”Ini yang saya lihat belum diterapkan. Ini obatnya. Kalau SKK itu diterapkan, angka kecelakaan bisa diminimalkan,” kata Wildan.
Wildan juga mengungkapkan, kalaupun implementasi SKK masih sulit, ia meminta Transjakarta menerapkan SKK itu untuk memberikan pelatihan peningkatan keahlian pengemudi.
Ia sudah meminta Kepala Divisi Keselamatan PT Transportasi Jakarta agar membuat pemetaan jumlah pengemudi Transjakarta serta secara bertahap meningkatkan kemampuan sesuai SKK khusus tersebut.
Langkah pertama sudah dilakukan, yaitu dengan meningkatkan keterampilan menghadapi titik buta, karena itu yang mendominasi kecelakaan bus Transjakarta.
Data Transjakarta menyebutkan, sudah lebih dari separuh dari total pengemudi bus Transjakarta sampai Oktober ini meningkatkan kemampuannya dalam bidang tersebut.
”Secara umum, dapat saya sampaikan bahwa program safety TJ saat ini on the track dan semua butuh waktu dan proses, tidak semudah membalik telapak tangan,” kata Wildan.
Pelatihan yang dimulai Juli sampai dengan Oktober 2022 sudah menyasar 1.452 orang. Mereka merupakan pengemudi dari mitra operator PT Mayasari Bakti, PT Seady Safe, PT Pahala Kencana Transport, dan PPD.
Pelatihan yang diberikan berupa defensive drive pengemudi, risiko berkendara, keselamatan dalam berkendara, titik buta atau blind spot, dan studi kasus kecelakaan. (Kompas/Helena Fransisca Nababan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Januari-September, Transjakarta Terlibat dalam 827 Kecelakaan”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.