JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan bernama Astri tampak duduk bersila di depan rumah bertingkat warna hijau di RW 007 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (3/11/2022) siang.
Perempuan berusia 45 tahun tersebut duduk menghadap tumpukan puing bangunan yang telah dihancurkan dengan alat berat.
Di lahan yang terdapat tumpukan puing itu sebelumnya berdiri rumah Astri. Namun, ia sudah pindah setelah terkena pembebasan lahan untuk program normalisasi Kali Ciliwung.
Baca juga: Sejumlah Bangunan di Rawajati Dibongkar Usai Pemilik Terima Kompensasi Pembebasan Lahan
Astri mengaku bahwa keluarganya telah menerima uang kompensasi. Namun, Astri sendiri tidak mengetahui pasti jumlah uang kompensasi yang diterima dari pemerintah.
"Dulu itu rumah saya. Pindah karena terkena program normalisasi Kali Ciliwung. Saya sedang main di rumah tetangga ini. Berapa saya terima totalnya, saya tidak tahu. Kakak yang paling tua yang mengurus," kata Astri saat ditemui di lokasi, Kamis (3/11/2022).
Astri menjadi satu dari sejumlah warga yang telah menerima uang kompensasi dalam program normalisasi Kali Ciliwung.
Namun, saat ini masih ada beberapa warga yang belum menerima uang kompensasi karena terkendala dokumen kepemilikan.
Baca juga: Aba-aba Pemprov DKI untuk Atasi Banjir, Inventarisasi Lahan Bantaran Kali untuk Segera Digusur...
Adapun setelah rumahnya dibongkar, Astri membeli rumah di kawasan Pomad, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dari uang kompensasi yang diterima.
"Saya sudah pindah. Alhamdulillah biar jauh, tapi saya bebas banjir. Saya di sini (Rawajati) memang sudah lama tinggal, tapi ya capeknya kalau banjir," kata Astri.
Pembebasan lahan untuk program normalisasi Kali Ciliwung merupakan hal yang dinanti-nanti Astri. Namun, program itu baru terwujud setelah ia menunggu beberapa tahun.
Astri mengaku menanti program pembebasan lahan karena selama ini sudah lelah dengan permasalahan banjir yang kerap melanda permukimannya.
Baca juga: Kekecewaan Pekerja Ibu Kota ke Heru Budi Soal WFH Saat Banjir Ibu Kota...
Bahkan, banjir pernah terjadi tiga kali dalam satu minggu.
"Pernah tiga kali dalam satu minggu. Baru kami beberes rumah, datang banjir. Begitu kami kira sudah selesai, banjir datang lagi," kata Astri.
Kini, Astri berharap program normalisasi Kali Ciliwung bisa mengatasi banjir, khususnya di wilayah tempat kelahirannya itu.
"Namanya pernah tinggal di sini, harapannya banjir di sini bisa teratasi saja. Kalau saya kan sudah tidak kena banjir lagi nih, tapi masih ada warga yang tidak kena (pembebasan lahan) tetap kebanjiran," ucap Astri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.