Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bulan Tak Tersalur Air Bersih, Warga Duri Kosambi: Kerja Cuma Cuci Muka

Kompas.com - 04/11/2022, 18:40 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, mengeluhkan pasokan air bersih yang tidak tersalurkan dengan baik selama dua bulan terakhir.

"Warga komplain airnya enggak keluar. Mau kerja, cuma bisa cuci muka doang karena enggak ada air. Saya sendiri begitu," kata Sekretaris RW 005 Kelurahan Duri Kosambi Ibnu saat ditemui di Kantor Lurah Duri Kosambi, Jumat (4/11/2022).

Ibnu menceritakan krisis air bersih mulai terjadi pada September 2022. Ia menduga, krisis terjadi tak berapa lama setelah pembangunan tanggul Semanan dilakukan.

Baca juga: Krisis Air Bersih Mencekik Warga Koja Berbulan-bulan hingga Harus Beli Air Sendiri

"Awalnya ada pembangunan tanggul di Semanan yang untuk antisipasi banjir. Nah proyek itu membongkar semua akses jembatan. Pipa air itu adanya di bawah jembatan itu, mau enggak mau pipa itu kena dibongkar, diputus," kata Ibnu.

Selama tiga hari, warga yang mengaku tidak menerima air bersih, kemudian mengajukan aduan ke perusahaan penyedia jasa air bersih.

Kemudian diberikan solusi berupa "meminta" air dari saluran Apartemen Green Park View yang berada di sekitarnya.

Baca juga: Ada Kebocoran Pipa, Warga RW 002 Semanan Krisis Air Bersih Selama Empat Hari

"Kami adukan ke pihak Palyja atau PAM, barulah ada saluran yang ngambil dari apartemen," kata dia.

Meski mendapat pasokan air bersih, warga hanya mendapat jatah di malam hingga dini hari.

"Tapi sangat minim sekali, karena apartemen punya sedotan yang luar biasa. Kami cuma dibagi sama mereka itu malam hari, mulai jam 8 malam sampai jam 2 atau 3 pagi. Setelah itu mati lagi," keluh Ibnu.

Baca juga: Harapan Warga Koja yang 8 Bulan Terdampak Krisis Air Bersih...

Tak kuasa mengalami keadaan tersebut, warga kembali membuat aduan yang dirrspon dengan pemasangan dua mesin pompa booster air manual. Namun, dalam teknisnya, hanya ada satu mesin yang berfungsi.

Dampaknya, warga hanya bisa mendapat suplai air bersih tiga kali seminggu, setengah hari. Selebihnya, tak ada pasokan air sama sekali.

"Ternyata mesin di perbatasan RW 04 dan 05 itu enggak bisa narik air. Jadi kami kosong enggak ada air. Nah, jadinya warga siang kebagian, tapi hanya 3 hari, Senin, Rabu, dan Jumat, mulai jam 9 pagi sampai jam 4 sore," ungkap Ibnu.

Hingga kini, warga masih harus bergantian menerima suplai air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

Warga pun mengakali keadaan ini dengan menampung air di hari pemasokan, hingga membeli air galon.

"Ada satu dua orang yang masih punya pompa ya. Tapi kebanyakan warga beli air galon atau minta sama tetangga yang airnya masih keluar," kata Ibnu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com