Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Bantai Anak di Depok, Bukti Negara Terlambat Melindungi Anak-anak

Kompas.com - 04/11/2022, 22:13 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai peristiwa ayah membunuh anak kandungnya sendiri di Depok sebagai bukti terlambatnya negara melindungi anak-anak.

Sebagai informasi, ayah bernama Rizky Noviyandi Achmad tega membunuh anak dan melukai istrinya secara sadis di Perumahan Klaster Pondok Jatijajar, Depok, pada Selasa (1/11/2022).

Kepala Divisi Pengawasan Monitoring Evaluasi KPAI Jasra Putra mengatakan, insiden tragis yang terjadi di Depok hanyalah satu dari banyak kasus serupa yang mungkin tidak ramai diketahui publik luas.

Baca juga: Kasus Ayah Bantai Anak dan Istri di Depok, Berawal Korban Tanya Masalah Utang di Bank

Jasra menuturkan, kerap kali insiden tragis itu diketahui setelah adanya korban luka dan meninggal dunia.

Temuan itu dianggap terlambat. Seharusnya semua pihak, terutama negara, bertanggung jawab agar bisa mencegah insiden tragis seperti itu terjadi.

"Kita hanya tahu saat sudah terjadi peristiwa, bahkan kita terlambat untuk menolong gitu ya seperti kasus Depok ini ya, nah negara kita kan terlambat," kata Jasra kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).

Baca juga: Nyabu Sebelum Bantai Anak-Istri di Depok, Rizky Noviyandi Buang Sisa Sabu di Area Masjid

Jasra menyebutkan, seharusnya Indonesia dapat belajar dari negara luar untuk mengatasi persoalan kejahatan terhadap anak.

Beberapa negara telah menempatkan Dinas Sosial sebagai dinding yang mampu melindungi anak dari tindak kejahatan orang lain, termasuk keluarganya di rumah.

Contohnya, saat sebuah keluarga kerap terdengar cekcok di rumahnya, maka tetangga akan melapor dan Dinas Sosial setempat mulai melakukan asesmen terhadap keluarga itu.

Baca juga: Anak di Depok Dibunuh Ayah Kandung karena Tak Menjawab Saat Ditanya Hal Ini

Asesmen itu pun dilakukan untuk mencari tahu apakah anak-anak di keluarga itu masih aman atau tidak terkait pengasuhannya.

"Jika anak di keluarga tersebut tidak aman dalam pengasuhannya, maka Dinas Sosial berhak untuk menarik anak-anak tersebut dan memberikan pengasuhan yang baik," ujar Jasra.

"Nah ini yang belum diatur di kita," kata dia.

Oleh karena itu, Jasra menyarankan agar negara Indonesia mempunyai kementerian atau lembaga atau dinas yang diberikan mandat untuk masuk ke urusan pribadi seperti permasalahan rumah tangga, yang lebih berfokus terhadap pengasuhan anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com