JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) telah rampung direvitalisasi, ditandai dengan serah terima dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada manajemen TMII secara simbolik, Senin (31/10/2022).
Sejak Januari lalu, pemerintah mulai melakukan revitalisasi kawasan TMII untuk menyambut event internasional KTT G20 Indonesia yang berlangsung di Bali pada 15 November 2022.
Pengelola pun menutup TMII bagi masyarakat umum sejak 17 Mei 2022 untuk mengebut proses renovasi.
Baca juga: Revitalisasi TMII Rampung 100 Persen, Segera Buka untuk Umum
Kegiatan renovasi meliputi sejumlah wahana dan fasilitas, Mulai dari penanganan jalan kawasan TMII, penataan area gerbang utama, renovasi joglo, dan renovasi museum.
Renovasi juga menyasar penataan lanskap pulau-pulau di Danau Archipelago, renovasi Museum Teater Garuda, Museum Telkom dan Keong Mas, struktur parkir serta revitalisasi Danau Archipelago.
Dalam waktu dekat, destinasi wisata yang terletak di Jakarta Timur ini akan segera bisa dikunjungi kembali oleh masyakarat.
Menengok jauh ke belakang, pembangunan TMII tak lepas dari ide pemikiran ibu negara di rezim Orde Baru yakni Ny Tien Soeharto.
Ia berambisi menciptakan Indonesia lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini, sekaligus sebagai tempat rekreasi. Bahkan, tak hanya menampilkan keragaman suku, tetapi juga floranya.
Seraya ingin melengkapi pembangunan fisik ekonomi sebagai agenda utama Pembangunan Lima Tahun atau Pelita I Indonesia, Ny Tien pun ingin segera merealisasikan TMII melalui Yayasan Harapan Kita yang dipimpinnya.
Baca juga: Beres Ditata Besar-besaran, TMII Wajah Baru Siap Jadi Venue G20
Pada 5 September 1970, seperti dicatat dalam buku Sejarah Taman Mini Indonesia Indah yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin memberikan izin kepada Yayasan Harapan Kita membangun proyek miniatur Indonesia.
Proyek ini rencana akan diberi nama ”Indonesia Indah” dan berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dengan luas areal 14 hektar.
Namun, setelah meninjau lokasi tersebut, timbul pemikiran Ali Sadikin agar lokasi taman dipindah ke Pasar Rebo, Jakarta Timur. Waktu itu, lokasi TMII saat ini masih masuk Kecamatan Pasar Rebo.
Baca juga: Renovasi TMII Resmi Rampung, Apa Saja yang Berwajah Baru?
Areal yang tersedia di Pasar Rebo kala itu juga jauh lebih luas dibanding di Cempaka Putih, yakni sampai 100 hektar. TMII yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Cipayung, kini berdiri di atas areal 150 hektar.
Diperkuat reverensi Ny Tien setelah mengunjungi Disneyland di Amerika Serikat, TMII pun dibangun dengan tujuan memperkenalkan bangsa Indonesia dengan ragam budayanya.
Pembangunan TMII kala itu menggunakan tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dimulai Agustus 1971.