Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Transjakarta Berencana Ubah Rute Buntut Bus Hampir Tertabrak KRL di Halimun

Kompas.com - 08/11/2022, 19:03 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mengubah rute bus koridor 4 agar tidak melewati pelintasan sebidang kereta rel listrik (KRL) di Jalan Halimun, Menteng, Jakarta Pusat.

Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto mengatakan, rencana tersebut muncul imbas adanya dugaan bus transjakarta menerobos pelintasan sebidang tersebut pada Jumat (4/11/2022).

"Salah satu opsi yang kami lihat adalah bagaimana kami bisa mengalihkan rute supaya bisa enggak lewat sana lagi, kami cari jalan lain yang lebih aman," kata Yoga dalam acara diskusi di restoran kawasan Menteng, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: PT Transjakarta Akan Buat Pelatihan Standar Kompetensi Kerja untuk Pramudi demi Minimalisasi Kecelakaan

Selain itu, Yoga berujar, pelintasan sebidang Latuharhary-Halimun dianggap sebagai pelintasan yang cukup rawan kecelakaan.

Pasalnya, kerap kali ditemukan pengendara, baik kendaraan pribadi maupun transportasi umum, berusaha menerobos palang pelintasan sebidang tersebut.

"Kalau mau lihat ke Latuharhary, lima menit saja nongkrong di sana, kelihatan bukan hanya bus transjakarta tapi bagaimana lintasan itu hazard. Apa yang Transjakarta lakukan? Kami mungkin mulai minggu depan akan mulai sosialisasi," ujar Yoga.

Baca juga: Kasus Kecelakaan Bus Transjakarta Diklaim Sudah Menurun sejak 2020

Kemudian, saat kejadian yang videonya viral di media sosial itu, Yoga berujar, pengemudi bus transjakarta sudah melakukan perjalanan dengan benar dan tidak menerobos palang pelintasan sebidang.

Hanya saja, kondisi lalu lintas di jalan tersebut tersendat. Petugas penjaga jalan lintasan (PJL) menutup palang saat bus transjakarta berada di tengah pelintasan. Sehingga, bus terjebak di antara palang yang ditutup.

"Jadi bukan dia masuk nyerobot, ini sama saja nyerahin nyawa. Ini bus sudah masuk, baru palangnya ditutup, jadi kesannya menerobos, bukan. Justru pada saat itu akhirnya bus mundur," ucap Yoga.

"Bus sudah mentok depan itu, sudah enggak bisa maju lagi. Jadi ini sedang kami lihat, tapi ini sebuah risiko makanya kami lihat mitigasinya seperti apa," sambung dia.

Baca juga: Pengamat: Harus Ada Perubahan Radikal di Transjakarta

Adapun dugaan bus transjakarta menerobos pintu pelintasan sebidang di Jalan Halimun dikeluhkan oleh salah satu penumpang melalui akun Twitter @oitimhere.

Dalam video berdurasi 18 detik itu disematkan narasi yang menyebutkan bus transjakarta nekat menerobos palang pelintasan sebidang di Jalan Halimun.

"Sumpah asli masih gemeteran tadi lewat palang pintu kereta api di kawasan halimun. Driver @pt_transjakarta kode bus SAF 105 paksa masuk palang yang udah nutup," demikian narasi yang disematkan dalam video singkat yang diunggah pemilik akun @oitimhere, dikutip Minggu.

"Thank to the God (bus) masih bisa mundur. Pas udah keluar seluruh badan bus, persekian detik keretanya lewat. Ayolah ngga usah paksa masuk kalau kereta lewat. Udah tau halimun macet banget. Ngga usah sok adu skill masuk sela sela," tulis pemilik akun @oitimhere lagi.

Baca juga: Beda Pengakuan Transjakarta dan Saksi Soal Dugaan Bus yang Terobos Pelintasan Sebidang Kereta di Halimun

Video yang diunggah pemilik akun @oitimhere menampakkan kegelisahan para penumpang bus transjakarta SAF 105 itu.

Sepanjang video itu, terdengar salah satu penumpang perempuan menangis, sedangkan para penumpang lainnya juga terlihat tegang.

Namun, lewat unggahan berikutnya, pemilik akun @oitimhere mengatakan bahwa ia dan penumpang lainnya berhasil dievakuasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com