JAKARTA, KOMPAS.com - Pelecehan seksual kini menjadi momok bagi penumpang transportasi publik, baik pria maupun wanita.
Baru-baru ini, seorang penumpang kereta rel listrik (KRL) tujuan Bekasi-Duri mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh pria berkacamata.
Terduga korban sempat mengambil foto pria tersebut dan membagikannya melalui akun Twitter @heggykearens. Ia juga menjelaskan kronologi singkat pelecehan seksual di KRL tersebut.
"Pas naik, udah mulai susah masuk ke dalam karena penuh. Di depan saya ada mas-mas pakai kacamata, yang kemudian jadi bangsat yang nempelin penisnya ke bokong saya dan goyang-goyang grinding," ujarnya.
Korban mengaku sempat berusaha melawan pelaku, tetapi tidak ada petugas atau penumpang lain yang membantu.
Dia malah diminta untuk diam dan tidak mencari keributan oleh penumpang lain.
Baca juga: Terduga Korban Pelecehan di KRL Kecewa Tidak Ada yang Membantu, Aku Malah Disuruh Diam
"Aku tadi marah-marah pas si bangsat lecehin aku, tapi habis itu aku nangis ga berhenti-berhenti pas turun KRL. Aku marah sama orang-orang yang ngediemin dan meminta aku diam," tulisnya.
Terduga korban mengaku sudah dihubungi pihak Stasiun Sudirman yang menjelaskan langkah-langkah ke depan.
"Saya apresiasi langkahnya. Habis ini tolong betul petugas-petugas keamanan di gerbong lebih awas dan tanggapi aduan kami para penumpang, segera".
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membenarkan dugaan pelecehan yang terjadi pada seorang penumpang perempuan itu.
Manager External Relations KCI, Leza Arlan mengatakan dugaan pelecehan yang menimpa penumpang perempuan tersebut terjadi pada Senin (7/11/2022) pagi.
Baca juga: KCI Bakal Cegat Pelaku Pelecehan di KRL jika Terdeteksi Memasuki Stasiun
Setelah korban melaporkan kejadian tersebut, Leza mengeklaim bahwa petugas di stasiun langsung mencari terduga pelaku.
"Korban melapor dan petugas kami mencoba mencari sesuai ciri-ciri yang dibilang oleh korban, tapi enggak ketemu," ujar Leza saat dihubungi, Selasa (8/11/2022).
Leza mengaku bahwa KCI akan terus melacak terduga pelaku dan akan mencegat serta mengamankannya apabila terpantau berada di area stasiun kereta.
"Nanti kalau memang pelaku masuk stasiun bisa langsung tidak boleh masuk di stasiun manapun. Karena sudah terdeteksi dari kamera CCTV," kata Leza.