Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesalkan Penyegelan Pabrik Masker, Ketua RT: Padahal Berkontribusi Kurangi Pengangguran

Kompas.com - 09/11/2022, 15:15 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ketua RT 05 RW 03 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Helmi, menyesalkan langkah Satuan Polisi Pamong Praja yang menyegel pabrik masker di wilayahnya. 

Padahal, ia menyebut pabrik industri rumahan itu berkontribusi untuk mempekerjakan sejumlah warga di wilayahnya sehingga turut berkontribusi mengurangi jumlah pengangguran.

"Justru yang saya tekankan ini untuk mengurangi pengangguran. Selama ini, bahwa home industry ini justru berkontribusi besar buat masyarakat," ujar Helmi saat ditemui di kediamannya, Rabu (9/11/2022).

"Dan tenaga kerja pun kebanyakan dari wilayah sini dan itu menunjang program untuk mengurangi pengangguran," lanjutnya.

Baca juga: Ngotot Beroperasi meski Tak Ada Izin, Pabrik Masker di Tangsel Disegel untuk Ketiga Kalinya

Helmi juga menambahkan, keberadaan industri rumahan tersebut dapat mencukupi jumlah masker yang dibutuhkan di Kota Tangsel, mengingat saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung dan kewajiban mengenakan masker masih berlaku.

Selain itu, kata dia, pihak pabrik kerap menyumbang masker gratis kepada warga sekitar yang membutuhkan.

Helmi pun menyesalkan pabrik itu kini harus dipaksa berhenti beroperasi hanya karena ada segelintir warga yang terganggu dengan suara berisik dari pabrik.

"Jangan secara pribadi atau kelompok disebut mengganggu, ini berguna buat masyarakat. Dan ini saya tekankan bahwa mereka memproduksi alat kesehatan juga," jelas Helmi.

Baca juga: Pabrik Masker yang Disegel di Tangsel Berada di Kawasan Perumahan, Dikeluhkan Warga karena Beroperasi 24 Jam

Helmi pun mengklaim, pihak pabrik sudah mendapatkan izin dari warga sekitar terutama warga yang berada di kanan dan kiri bangunan.

Bahkan izin itu diberikan dalam bentuk dokumen yang telah ditandatangani.

"Jadi perlu disampaikan sebenarnya ada tanda tangan dari mereka-mereka yang bersebelahan dengan bangunan, sudah dapat izin dari kanan kiri," kata Helmi.

Bukti tanda tangan itu yang kemudian dibawa pihak pabrik ke RT/RW untuk mengurus rekomendasi perizinan ke tahap selanjutnya.

Kini proses perizinan bangunan tersebut masih berjalan di Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tangsel.

"Selama ini tidak ada terjadi pencemaran lingkungan akibat aktivitas pembuatan masker, dari warga saya sendiri tidak ada aduan seperti itu," lanjutnya.

Baca juga: Ketua RT Bela Pabrik Masker yang Disegel di Tangsel: Sudah Dapat Izin dari Kanan-Kiri

Ia pun menduga, keluhan terkait keberadaan pabrik itu datang dari warga RT 04 yang berada di seberang pabrik itu.

Ia mengakui aktivitas konstruksi di pabrik yang masih dalam tahap renovasi itu memang kerap membuat suara berisik. Namun ia menilai hal itu wajar.

Terlebih pihak pabrik sudah melakukan evaluasi sejak dua pekan lalu.

Sejak saat itu, aktivitas pembangunan gedung baru dibatasi dan dihentikan sebelum pukul 17.00 WIB.

Sehingga sudah tidak ada masalah lagi dengan keluhan polusi suara.

"Enggak ada dampaknya, cuma bising aja, tidak ada pengaruh signifikan dari home industry. Yang namanya pembangunan itu memang pasti ada lah bunyi," kata Helmi.

Baca juga: Penyegelan Pabrik Masker di Tangsel dan Kejanggalan-kejanggalannya

Pabrik masker di Jalan Utama 1, RT 05 RW 03, Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan itu disegel oleh Satpol PP pada Selasa (8/11/2022).

Sekretaris Polisi Pamong Praja Kota Tangsel Sapta Mulyana mengataka penyegelan ini merupakan ketiga kalinya setelah penyegelan yang pertama sekitar sebulan lalu.

"Semoga hari ini merupakan penyegelan yang terakhir. (Sebelumnya) sudah tersegel, (tetapi) masih ada kegiatan dan bahkan berani menghilangkan tanda penyegelan itu," kata Sapta Mulyana, Selasa.

Penyegelan dilakukan lantaran bangunan tersebut tidak berizin. Selain itu, Satpol PP Tangsel juga menerima aduan dari warga sekitar bahwa aktivitas pabrik menimbulkan kebisingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com