Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta Ogah Naik Angkot Konvensional, Dianggap Tak Aman dan Harganya "Nembak"

Kompas.com - 09/11/2022, 16:17 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga Jakarta cenderung tidak memilih angkutan kota atau angkot konvensional untuk bepergian sehari-hari.

Ada beragam alasan yang membuat sebagian warga enggan naik angkot, mulai dari dianggap tidak aman dan nyaman, hingga soal kelakuan sopirnya yang kerap mematok harga tinggi.

Fadhila (17), siswi SMA yang sedang menunggu angkot di samping pasar Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa (8/11/2022) mengatakan, ia selalu memilih angkot JakLingko untuk berangkat dan pulang sekolah.

Angkot Jaklingko adalah angkot yang dioperasikan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Meski harus menunggu cukup lama, ia tetap memilih angkot JakLingko sebagai tumpangannya.

Baca juga: Pembunuhan Sopir Angkot di Tangerang Disebabkan Rebutan Penumpang

Ia menilai angkot JakLingko lebih bersih dan nyaman dibandingkan angkot konvensional.

Selain itu, ia pernah punya pengalaman menjadi korban kejahatan ketika dulu naik angkot konvensional sehingga kapok.

"(Angkot) JakLingko lebih aman. Aku rasa karena ada CCTV (kamera pengawas) yang mengawasi seisi angkot, jadi orang tidak bisa berbuat jahat," ujarnya, dilansir dari Kompas.id.

Karena itu, Fadhila pun rela menunggu angkot berkode Jak 14 dengan rute Tanah Abang-Meruya selama 40 menit.

Padahal, selama menunggu itu, ada 16 angkot konvensional M11 yang melayani rute yang sama melintas.

Baca juga: Omzet Sopir Angkot Turun: Setoran Tak Tembus dan Rela Tunda Makan Siang

Hal sama juga dilakukan karyawati bernama Idha (27).

Dia selalu menunggu angkot JakLinko berkode Jak11 dengan rute Tanah Abang-Kebayoran Lama di halte JakLingko dekat stasiun Tanah Abang.

Ia bisa menunggu 30 menit hingga satu jam untuk mendapatkan kesempatan naik angkot Jak11.

Padahal, angkot konvensional dengan rute yang sama (berkode M09) selalu kosong.

Tetapi, Idha tetap memilih angkot JakLingko dengan alasan memiliki tarif yang lebih pasti dibandingkan dengan angkot konvensional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com