Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberatan Warga soal Pabrik Masker di Tangsel yang Disegel: Ini Permukiman, Bukan Area Komersial

Kompas.com - 09/11/2022, 22:49 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang warga RT 004 RW 003 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, bernama Rembo (bukan nama sebenarnya) berkeberatan dengan adanya pabrik di lingkungan tersebut.

Menurut dia, pabrik tersebut mengganggu lingkungan sekitar.

"Mengganggu lingkungan, karena ini adalah lingkungan permukiman, bukan lingkungan pabrik atau komersial," ujar Rembo saat ditemui di kediamannya, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Sesalkan Penyegelan Pabrik Masker, Ketua RT: Padahal Berkontribusi Kurangi Pengangguran

Rembo pun mempertanyakan izin pabrik tersebut dan izin pembangunan bangunan baru pabrik yang terdiri dari tiga lantai itu.

"Tolong tunjukkan bukti hitam di atas putih, ada enggak tanda tangan dari tetangga kanan kiri, apalagi RT/RW," kata Rembo.

Selain itu, menurut Rembo, pembangunan gedung baru pabrik tersebut dan keluar masuk truk proyek juga menimbulkan kebisingan.

"Bising suara-suara truk, suara-suara besi diketok dan segala macam. Truk dalam tahun ini masih sampai sore tapi tidak sebesar dulu truknya, kadang malam juga," kata Rembo.

"Untuk pembangunan berisik, malam tidak, kalau siang iya," lanjut dia.

Baca juga: Ketua RT Bela Pabrik Masker yang Disegel di Tangsel: Sudah Dapat Izin dari Kanan-Kiri

Warga RT 004 lainnya, sebut saja Roy, juga merasa kebisingan.

Roy menjelaskan, saat awal beroperasi dua tahun lalu, pabrik tersebut sering mendatangkan barang-barang menggunakan truk kontainer dan trailer. Suara truk-truk itu membuat bising.

Warga kemudian menegur pihak pabrik. Setelah ditegur oleh warga sekitar, pihak pabrik tak lagi mendatangkan truk-truk besar itu, tetapi diganti dengan truk berukuran lebih kecil.

Namun, suara truk tersebut dinilai tetap mengganggu.

"Itu (jalan) menanjak beda tinggi, bayangkan truk muatan penuh mundur, suaranya mundur bip bip, pemandunya juga teriak-teriak 'mundur mundur', bisa jam 01.00 atau 03.00 pagi. Masih ada beberapa pekan lalu, malam, tapi bukan truk besar itu," jelas Roy.

Baca juga: Penyegelan Pabrik Masker di Tangsel dan Kejanggalan-kejanggalannya

Mendengar bunyi tersebut, Roy yang sedang tertidur nyenyak kerap terbangun.

"Tidak secara teratur atau periodik, tapi dalam bulan ini masih terjadi. Kalau kebisingan pembangunan memang sudah dievaluasi jadi di bawah jam 5 sore," kata Roy.

Sebelumnya diberitakan, pabrik masker di Jalan Utama 1, RT 005 RW 003, Pondok Karya, itu disegel oleh Satpol PP pada Selasa (8/11/2022).

Sekretaris Polisi Pamong Praja Kota Tangsel Sapta Mulyana mengatakan, penyegelan ini merupakan ketiga kalinya setelah penyegelan pertama sekitar sebulan lalu.

"Semoga hari ini merupakan penyegelan yang terakhir. (Sebelumnya) sudah tersegel, (tetapi) masih ada kegiatan dan bahkan berani menghilangkan tanda penyegelan itu," kata Sapta, Selasa.

Penyegelan dilakukan lantaran bangunan tersebut tidak berizin. Selain itu, Satpol PP Tangsel juga menerima aduan dari warga sekitar bahwa aktivitas pabrik menimbulkan kebisingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com