JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan pengurangan dampak banjir hingga 40 persen sebagaimana yang diklaim Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bisa saja terealisasi.
Menurut dia, penanganan banjir di Jakarta sejatinya harus disesuaikan dengan jenis atau tipe banjirnya agar tepat sasaran, salah satunya banjir kiriman akibat luapan sungai.
Nirwono menjelaskan, banjir kiriman yang terjadi di Jakarta itu akibat dari luapan air sungai. Hal ini berdampak pada permukiman yang berada di tepi dan tidak jauh dari bantaran sungai.
"Maka solusinya sungai dibenahi, dikeruk, diperdalam, dan diperlebar badan sungai," kata Nirwono kepada Kompas.com, dikutip Kamis (10/11/2022).
Untuk itu, kata Nirwono, langkah pembenahan sungai itu harus didahului dengan relokasi warga bantaran kali ke rumah susun sederhana (rusunawa) terdekat agar kapasitas air sungai memadai.
Selain itu, Nirwono mengatakan badan-badan air seperti situ, danau, embung, waduk (SDEW) secara bersamaan juga perlu direvitalisasi untuk menampung luapan air sungai terdekat.
Sesuai rencana awal, Nirwono menyebutkan, pada era Gubernur Fauzi Bowo sudah ada kesepakatan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membebaskan lahan dan merelokasi warga bantaran sungai ke rusunawa.
Kemudian, pemerintah pusat melalaui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bertugas membangun konstruksi bantaran kali. Adapun pembiayaannya dibantu oleh Bank Dunia.
Lebih jauh, Nirwono mengataka untuk normalisasi bisa fokus pada empat 4 sungai, yaitu Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Namun sayangnya, kata Nirwono, normalisasi terhenti di era Gubernur Anies Baswedan sepanjang 2017-2022.
"Karena perbedaan konsep normalisasi-naturalisasi dan keengganan membebaskan lahan atau merelokasi permukiman warga," tutur Nirwono melanjutkan.
Nirwono berharap pembenahan 13 sungai utama, revitalisasi 109 SDEW di Jakarta atau 178 SDEW di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) juga segera terealisasi.
Kemudian, penambahan empat waduk baru di Jakarta yang merupakan bagian rencana 20 waduk baru pada 2030 dan pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi juga bisa selesai akhir tahun ini.
"Dengan demikian, maka akan ada penurunan dampak banjir kiriman setidaknya sebesar 30 persen," tutur Nirwono.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meyakini bendungan aliran Ciliwung di Bogor dan proyek sodetan di Bidara Cina bisa mengurangi 40 persen banjir Jakarta.
"Insya Allah Desember 2022 bendung Ciawi dan Sukamahi selesai. Saya juga akan memperpanjang penetapan lokasi (penlok) sodetan (di Bidara Cina) agar bisa diselesaikan," kata Heru dilansir dari Antara, Selasa (8/11/2022).
Menurut Heru, bendungan dan sodetan itu setidaknya bisa mengurangi 40 persen banjir di Jakarta. "Sudah lumayan besar itu," katanya.
Heru menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga akan melanjutkan proyek normalisasi sungai yang ditargetkan dalam dua tahun akan sepanjang 4,8 kilometer sebagai upaya pengendalian banjir.
"Target normalisasi 4,8 kilometer, itu panjangnya. Fokus normalisasi, di Timur dan Selatan. Kan Pemda dituntut agar bisa melakukan pengendalian banjir," tutur Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.