BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan guyuran air hujan di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, beredar dan jadi perbincangan di media sosial Instagram.
Bak sebuah air terjun, guyuran hujan dalam video terlihat sangat deras hingga membuat jalanan cepat tergenang air.
Guyuran air hujan itu bahkan hanya terlihat di satu titik. Pepohonan di sekitar tempat kejadian juga terlihat bergoyang akibat diterpa angin kencang.
Video tersebut kemudian ramai dan banyak diunggah ulang oleh akun-akun informatif masyarakat di berbagai kanal media sosial.
"Fenomena microburst yang terjadi di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Selasa (8/11/2022)," tulis akun @jakut.info dalam keterangan unggahannya.
Baca juga: Muncul dari Awan Cumulonimbus, Fenomena Air Terjun di Depan Stadion Bekasi Disebut Merusak
Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat menyebut, fenomena yang terjadi di Stadion Wibawa Mukti itu merupakan fenomena downburst.
Downburst adalah fenomena angin kencang yang bergerak secara vertikal atau ke bawah, sehingga jika bercampur dengan hujan, bentuknya menyerupai air terjun.
"Downburst timbul dari sistem awan jenis kumulonimbus dan menyebar ketika sampai permukaan tanah," ujar Senior Forecaster Reifda Novikarany dalam keterangan yang diterima oleh Kompas.com, Rabu (9/11/2022).
Reifda menyebut, fenomena downburst biasanya diiringi dengan hujan. Meski terjadi dalam durasi yang relatif singkat, tetapi downburst memiliki daya rusak yang tinggi.
Hal tersebut terjadi karena fenomena downburst terjadi dalam kecepatan yang tinggi.
"Ketika terjadi di wilayah permukiman, fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan berbagai infrastruktur," jelas Reifda.
Baca juga: Apa Itu Fenomena “Downburst” yang Membentuk Air Terjun di Depan Stadion Wibawa Mukti Bekasi?
Ia menuturkan, fenomena itu terjadi dalam waktu yang cukup singkat, lanjut Reifda, maka fenomena downburst cukup sulit untuk dideteksi dan diprediksi.
"Awan kumulonimbus biasanya dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai kilat atau petir, bahkan bisa menimbulkan angin kencang, puting beliung, atau downburst," ujar dia.
Namun pendapat ilmiah yang dijelaskan oleh BMKG, ternyata sangat berbeda jauh dengan apa yang disebut oleh polisi.
Kapolsek Cikarang Timur AKP Bambang Krisnadi mengatakan, peristiwa yang terjadi bukan downburst, melainkan disebabkan oleh kerusakan talang air.
"Disebabkan talang air atau paralon saluran air yang patah, sehingga air yang seharusnya masuk ke paralon, kemudian turun dan menyemprot ke sekitarnya," jelas Bambang ketika dihubungi, Rabu sore.
Baca juga: Polisi Sebut Hujan bak Air Terjun di Stadion Wibawa Mukti Bekasi akibat Talang Rusak
Pendapat itu ia lontarkan usai pihaknya mengecek ke lokasi. Patahnya talang air itu disebabkan oleh guyuran hujan yang tak mampu menampung beban air.
Kendati demikian, ia menyebut bahwa pendapat BMKG tidak sepenuhnya salah. Namun untuk yang terjadi di Wibawa Mukti, peristiwa tersebut murni diakibatkan teknis, bukan ilmiah.
"Statement BMKG itu, bisa saja fenomena terjadi di suatu tempat di daerah manapun. Tapi, untuk di Wibawa Mukti, itu murni bahwa talang air patah. Jadi air hujan yang seharusnya masuk ke selokan, tumpah kemana-mana," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.