Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Hampir Tertabrak Kereta, Ini Langkah yang Akan Diambil PT Transjakarta

Kompas.com - 10/11/2022, 14:01 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas dari insiden bus yang hampir tertabrak KRL di Halimun, Jakarta Selatan, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mengubah rute untuk menghindari pelintasan sebidang rel kereta api.

Rute bus yang utamanya tengah dipertimbangkan untuk diubah adalah koridor 4 yang melintasi pelintasan sebidang kereta api di Jalan Halimun, Menteng, Jakarta Pusat.

"Salah satu opsi yang kami lihat adalah bagaimana kami bisa mengalihkan rute supaya bisa enggak lewat sana lagi, kami cari jalan lain yang lebih aman," kata Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto, Selasas (8/11/2022).

Baca juga: Penjelasan PT Transjakarta soal Bus Koridor 4 Diduga Nekat Masuk Perlintasan Sebidang di Jalan Halimun

Yoga sepakat bahwa pelintasan sebidang Latuharhary-Halimun dianggap sebagai jalur lalu lintas yang cukup rawan kecelakaan.

Di sana kerap kali ditemukan pengendara, baik kendaraan pribadi maupun transportasi umum, berusaha menerobos palang pelintasan sebidang tersebut.

"Kalau mau lihat ke Latuharhary, lima menit saja nongkrong di sana, kelihatan bukan hanya bus transjakarta, tapi bagaimana lintasan itu hazard. Apa yang Transjakarta lakukan? Kami mungkin mulai minggu depan akan mulai sosialisasi," ujar Yoga.

Saat kejadian bus transjakarta hampir tertabrak KRL, Yoga mengeklaim pengemudi bus sudah melakukan perjalanan dengan benar dan tidak menerobos palang pelintasan sebidang.

Baca juga: Kasus Kecelakaan Bus Transjakarta Diklaim Sudah Menurun sejak 2020

Hanya saja, kondisi lalu lintas di jalan tersebut tersendat. Petugas penjaga jalan lintasan (PJL) menutup palang saat bus transjakarta berada di tengah pelintasan.

"Jadi bukan dia masuk nyerobot, ini sama saja nyerahin nyawa. Ini bus sudah masuk, baru palangnya ditutup, jadi kesannya menerobos, bukan. Justru pada saat itu akhirnya bus mundur," ucap Yoga.

"Bus sudah mentok depan itu, sudah enggak bisa maju lagi. Jadi ini sedang kami lihat, tapi ini sebuah risiko makanya kami lihat mitigasinya seperti apa," lanjutnya.

Perubahan radikal

Pandangan berbeda dimiliki pengamat transportasi Deddy Herlambang.

Baca juga: Ada 2 Versi Cerita soal Bus Transjakarta yang Hampir Tertabrak KRL, Sopir Bus Dianggap Berbohong

Ia menilai perlu ada perubahan radikal di dalam manajemen transjakarta agar tidak terjadi lagi insiden yang membahayakan penumpang.

Deddy menyampaikan pandangannya tersebut usai menganalisis insiden bus transjakarta yang hampir tertabrak KRL di pelintasan sebidang Halimun.

"Harus ada perubahan radikal. Enggak bisa hukumannya cuma disidang terus besok-besok terulang lagi. Kemarin itu benar-benar brutal sopirnya," tutur Deddy saat dihubungi, Selasa (8/11/2022).

Deddy mengatakan, transjakarta harus melakukan uji kelayakan para sopirnya agar kejadian di pelintasan sebidang Halimun tidak terulang.

Baca juga: Pembangunan Flyover Jadi Solusi untuk Perlintasan Sebidang Kereta Api

Menurut Deddy, perlu diberlakukan sertifikasi khusus bagi sopir angkutan umum seperti transjakarta sehingga pengemudi memiliki jiwa pelayanan yang tinggi.

"Menurut saya, sopir bus transjakarta itu hampir enggak ada yang punya sense melayani. Karena mereka juga enggak punya kompetensi khusus," ujar Deddy.

"Jadi ini mendesak harus ada uji kompetensi khusus atau sekolah mengemudi khusus angkutan umum," lanjutnya.

(Penulis: Reza Agustian, Rachmat Nur Hakim/Editor: Nursita Sari, Rachmat Nur Hakim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com