Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesiapan Warga Rawajati Jaksel Hadapi Banjir, Bersihkan Selokan hingga Kemas Surat Berharga

Kompas.com - 10/11/2022, 20:23 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wawan, warga RW 007 Jalan Bina Warga, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, menjadi salah satu warga terdampak banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.

Terakhir, banjir terjadi di permukimannya pada 11 Oktober 2022. Banjir diduga disebabkan luapan air Kali Ciliwung yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat tinggalnya.

Banjir berulang kali dirasakan Wawan yang sudah lebih dari 40 tahun tinggal di Rawajati.

Wawan mengatakan, banjir yang kerap terjadi membuatnya memetik banyak pelajaran untuk melakukan langkah antisipasi.

Baca juga: Warga Rawajati Pernah Minta CCTV Buat Pantau Pembuang Sampah di Kali, tapi Belum Ditanggapi

Biasanya, Wawan dan warga lain sepakat untuk kerja bakti membersihkan saluran lingkungan rumah saat memasuki musim hujan.

"Persiapan awal itu, saluran air rumah warga ke kali. Kami kerja bakti. Kan kalau ada lumpur itu mampet, itu yang kami dahulukan (dibersihkan)," ujar Wawan saat berbincang di permukimannya, Kamis (10/11/2022).

Setelah saluran di lingkungan selesai dibersihkan, Wawan biasanya mengemas berkas-berkas penting, seperti sertifikat tanah dan berkas kependudukan kartu keluarga (KK).

Baca juga: Warga Bantaran Ciliwung di Kebon Pala: Kalau Digusur Silakan, Saya Pasrah Saja...

Adapun untuk perabotan rumah, Wawan biasanya mementingkan barang yang dapat dipakai ketika evakuasi diri di lantai dua rumah.

"Pokoknya yang penting pertama sih berkas-berkas itu harus diamankan. Kalau kompor mah itu gampang. Kalau (barang) elektronik ketika dibilang siaga 3, siaga 2, itu baru kami pindahkan," kata Wawan.

Bagi Wawan, banjir yang merendam rumahnya seperti makanan sehari-hari. Bahkan, banjir disebut bisa datang lagi setelah beberapa menit warga selesai membersihkan rumah.

"Jadi ya kalau saya sih sudah kayak makanan sehari-hari. Yang penting barang-barang sudah diangkut," kata Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com